Pelajaran Dari Kisah Pemuda Ashabul Kahfi

Salah satu amalan yang banyak dikerjakan oleh kaum muslimin adalah membaca surat Al-Kahfi, karena di dalamnya banyak pahala dan pelajaran penting.

‌مَنْ ‌قَرَأَ ‌سُورَةَ ‌الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ «صحيح الكتب التسعة وزوائده»

Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.

Di dalam surat ini, Al-Quran menyebutkan salah satu kisah yang layak diambil pelajaran, yaitu kisah ashabul kahfi, kisah sekelompok pemuda pada masa Raja Diqyanus di Romawi. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim.

Ketika sang raja mengetahui ada sekelompok pemuda yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu memanggil dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja. Tapi Ashabul Kahfi menolak perintah itu dan lari menjauh dari sang raja. Dikejarlah mereka untuk dibunuh. Namun, mereka selamat dari kejaran pasukan raja dengan bersembunyi di sebuah gua.

Kisah tersebut antara lain bersumber dari ayat 10 Surah Al-Kahfi sebagai berikut:

﴿إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا﴾ [الكهف: 10]

“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang gigih mempertahankan iman, yakni iman tauhid yang hanya menyembah Allah subhanu wata’ala.

Allah melindungi mereka dengan membuat mereka tidak mendengar apa-apa. Dengan cara ini mereka tidur nyenyak hingga ratusan tahun. Tertidur sampai 309 tahun. Mereka kemudian bangun karena Allah yang membangunkannya sebagaimana sebelumnya mereka tidur karena Allah yang menidurkannya.

Mereka mulai tidur di jaman pemerintahan Raja Diqyanus dan baru bangun setelah raja yang berkuasa telah berganti beberapa generasi. Masyarakat beserta sang raja pada saat itu sudah beriman kepada Allah subhanu wata’ala.

Kisah Ashabul Kahfi yang disebutkan Al-Qur’an bukanlah kisah yang kebetulan, tetapi Allah SWT memang sengaja menceritakan kisah itu karena banyak pelajaran berharga di dalamnya yang dapat menjadi petunjuk bagi kita semua.

﴿أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا﴾ [الكهف: 9]

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

Allah sengaja mengangkat kisah Ashabul Kahfi sebagai kisah teladan dari para pemuda yang memang layak untuk menjadi suri teladan dari generasi ke generasi. Apalagi di zaman sekarang dimana tingkat godaan lebih besar dari pada jaman dahulu. 

Di antara pelajaran berharga dari mereka adalah perlunya mempertahankan iman dalam kondisi apa pun. Bahwa mereka adalah pemuda beriman kepada Allah ta’ala, yakni mengakui keesaan Allah dan mempersaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah. Mereka mengingkari kesyirikan yang terjadi di kaum mereka. Lalu mereka mengasingkan diri, menyelamatkan agama mereka.

﴿نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى﴾ [الكهف: 13]

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk

Maka ini adalah contoh bagi pemuda-pemuda di setiap generasi. Beriman kepada Allah ta’ala, di saat jiwa muda masih membara, gelora syahwatnya dan rasa ingin tahu masih menyala-nyala, tetap teguh dalam beribadah kepada Allah ta’a’a dan berjuang menegakkan Islam. Memiliki semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak terlena dan terjerumus dengan kenakalan di masa muda.

Di antara faedah lainnya adalah Allah Ta’ala menyematkan sifat ‘muda’ untuk para penghuni gua tersebut, sebagai bentuk pujian kepada mereka dan menunjukkan betapa mulianya masa muda bagi seseorang.

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ، يَومَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ (منها): وشَابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ رَبِّهِ

Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Ta’ala pada hari di mana tidak ada naungan, kecuali naungan-Nya. Di antaranya: seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)

Walaupun ashabul kahfi adalah lelaki dengan usia muda, dengan semangat membara menentang kezaliman, tetapi mereka tetap memiliki sifat mulia layaknya orang tua yang telah memiliki banyak pengalaman. Yaitu kelembutan dan kesantunan dalam bergaul, memperhatikan etika, tidak gegabah dalam mengambil tindakan, menimbang manfaat dan mudhorot dalam setiap permasalahan.

Allah ta’ala menceritakan mereka ketika mereka bangun dari tidurnya,

﴿فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (١٩) إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا﴾ [الكهف: 19-20]

Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya."



guru ngaji & bahasa arab