Menjaga Keluarga
Di surat At-Tahrim, Allah subhanahu wata’ala berfirman,
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴾ [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata mengenai ayat tersebut,
أَدِّبُوْهُمْ، عَلِّمُوْهُمْ.
“Ajarilah adab dan agama kepada mereka”.
Adh-Dhahak dan Maqatil rahimahumallah berkata,
حَقٌّ عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قَرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيدِهِ، مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللَّهُ عَنْهُ «تفسير ابن كثير (8/167)»
Seorang muslim wajib mengajarkan kewajiban kepada Allah dan mengingatkan larangan-Nya kepada kerabat, budak wanita, dan budak laki-lakinya.
Tentu kewajiban yang mesti diingatkan adalah untuk beriman dan mentauhidkan Allah. Kepala keluarga mesti menjalankan shalat dan mengajak keluarga kita juga untuk shalat. Menyuruh istri dan anak-anaknya, mengingatkan mereka ketika waktu shalat telah tiba untuk segera menunaikan shalat.
﴿وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا﴾ [طه: 132]
Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya
﴿وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (٥٤) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (٥٥)﴾ [مريم: 54-55]
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya.
Kepala keluarga hendaklah juga menjaga anggota keluarga dari berbagai maksiat. Mengingatkan mereka tentang halal dan haram. Sifat suami yang baik adalah bertanggung jawab pada anggota keluarganya. Karena ia akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ «رواه البخاري ومسلم»
Setiap kalian itu pemimpin dan akan ditanya tentang tanggung jawabnya.
Kepala keluarga yang tidak memperhatikan keluarganya hingga istri dan anak-anaknya bermaksiat disebut DAYYUTS. Lelaki semacam ini sangat merugi di akhirat.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Nabi ﷺ bersabda,
ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَالْعَاقُّ، وَالدَّيُّوثُ، الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخَبَثَ «رواه أحمد»
Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui keluarganya berbuat dosa.
Di antara yang perlu diperhatikan oleh suami sebagai kepala keluarga adalah memerintahkan istrinya berjilbab, berhijab, menutup auratnya di hadapan orang yang tidak boleh melihatnya. Dalam Al-Qur’an telah diperintahkan,
﴿يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا﴾ [الأحزاب: 59]
Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbab/pakaiannya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jangan sampai perempuan muslimah seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ، مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا «صحيح مسلم: 2128»
Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.
Kesimpulannya, jangan sampai kita membiarkan istri, anak putra, dan anak putri kita bermaksiat. Marilah mengajak mereka untuk shalat dan menutupi aurat. Karena tugas seorang lelaki memanglah berat, tidak sekedar kewajiban memberikan nafkah, memberi makan dan minum. Tetapi tanggung jawab lebih besar dari itu, bagaimana menyelamatkan mereka dari siksa neraka.
﴿جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ﴾ [الرعد: 23]
syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya.
Semoga Allah memasukkan kita semua ke dalam surga dan dijauhkan dari siksa neraka.
Gabung dalam percakapan