Kemudahan Dalam Islam

Islam memiliki karakter tsabat dan murunah, antara sesuatu yang tetap dan tidak berubah, dan sesuatu yang dinamis. Ada hukum yang tidak bisa berubah, ada juga ruang dan celah ijtihad dan kemudahan bagi umat Islam. Dengan ini, kita mengenal istilah wasathiyah dalam Islam.

Islam membebani umat ini dengan berbagai kewajiban, baik itu perintah untuk dilaksanakan atau larangan untuk ditinggalkan.

Tapi Islam datang dengan kemudahan, Allah ta’ala berfirman,

{ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ} [البقرة: 185]

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ - صحيح البخاري (39)

Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit).

Islam mewajibkan setiap muslim dan muslimah untuk shalat di segala suasana di sepanjang hidupnya, tapi dengan tetap memberikan kemudahan bagi mereka yang memiliki uzur untuk tetap melaksanakan shalat baik dengan duduk, berbaring, atau isyarat. Orang yang melakukan perjalanan pun diberikan kemudahan untuk menjamak dan menqoshor shalat.

Islam melarang perzinaan, pergaulan bebas antara laki dan perempuan. Islam pun memberikan solusi pernikahan, menganjurkan anak-anak muda untuk segera menikah, bahkan memberikan kelonggaran untuk menikah dengan empat perempuan, untuk meredam kemaksiatan dan asusila. Nabi ﷺ juga menganjurkan untuk mempermudah pernikahan, beliau bersabda,

«أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ مَئُونَةً» - السنن الكبرى للنسائي (9229)

“Wanita paling besar berkahnya adalah yang paling mudah biaya pernikahannya.”

Islam melarang transaksi riba, tapi Islam memberikan kemudahan dengan menghalalkan jual beli, menganjurkan umat Islam untuk berdagang. Rasulullah ﷺ pernah ditanya, أي الكسب أفضل؟ , usaha apa yang paling bagus? Beliau menjawab,

«عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ» - المعجم الكبير للطبراني (4411)

“Yaitu pekerjaan seseorang dengan tangannya dan jual beli yang diterima.”

Ketika sahabat-sahabat Nabi mengerjakan ibadah haji, mereka bertanya tentang manasik yang mereka kerjakan, ada yang memajukan dan memundurkan, jawaban beliau,

«افْعَلْ وَلاَ حَرَجَ» رواه البخاري ومسلم

“Kerjakan dan tidak ada masalah”

Karakteristik kemudahan ini terlihat jelas dari Nabi ﷺ, kita banyak menemukan dalam hadis-hadis Nabi yang menunjukkan kelembutan Nabi ﷺ, tidak menginginkan umat ini menerima kesusahan dan berat dalam agamanya. Beliau sering mengucapkan لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي, “Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku”. Seperti salah satu sabda Nabi ﷺ, 

«لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ» - صحيح البخاري (887)

“Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku, saya akan perintahkan mereka berwudu pada setiap kali shalat.”

Beliau juga berpesan kepada sahabat-sahabat beliau, 

«يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا، وَلاَ تُنَفِّرُوا» - صحيح البخاري (69)

Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”

Pesan ini pernah disampaikan kepada sahabat Abu Musa Al-Asy’ari dan Muadz bin Jabal ketika diutus ke Yaman,

«يَسِّرَا وَلاَ تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلاَ تُنَفِّرَا» صحيح البخاري (4341)

Sikap ‘memberikan kemudahan’ hendaklah dimiliki juga oleh orang-orang yang memegang urusan orang banyak, seperti para pejabat di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, bahkan di tingkat negara. 

Nabi ﷺ tidak ingin melihat umatnya berada dalam kesulitan, karena beliau sangat sayang pada umat, 

{ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128]

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”

Nabi tidak ingin mempersulit umatnya dan tidak rela ada orang yang mempersulit umat ini. Jangan sampai kita tercatat sebagai orang yang telah mempersulit umat Nabi Muhammad ﷺ. Kita bisa lihat doa beliau,

«اللهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ» - صحيح مسلم (1828)

“Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi suatu perkara dari umatku, tapi justru memberatkan bagi mereka, maka beratkanlah dia. Sebaliknya, barangsiapa yang mengurusi perkara dari umatku, lalu ia bersikap lemah lembut dengan mereka maka kasihanilah ia.”



guru ngaji & bahasa arab