Hukum Darah Yang Keluar Saat Hamil

Jika darah keluar di saat seorang perempuan hamil, maka di antara fuqoha memiliki pandangan tentang hukum darah ini.

Pendapat Pertama: dari Madzhab Maliki,

Dahwa darah yang keluar sebelum melahirkan adalah darah haid. Disebutkan oleh Abdurahman al-Jaziri:

أما الدم الذي يخرج قبل الولادة فهو دم ‌حيض ‌عندهم «الفقه على المذاهب الأربعة» (1/ 121)

Bahwa darah yang keluar sebelum melahirkan maka itu adalah darah haid menurut pendapat mereka  (kalangan Madzhab Maliki)

Pendapat Kedua: dari Madzhab Hanafi,

Darah yang keluar sebelum melahirkan adalah darah istihadlah. Karena perempuan yang hamil itu tidak mengalami haid. Abu Bakr bin Ali bin Muhammad al-Haddad al-Yamani menyebutkan,

(‌قَوْلُهُ: وَالدَّمُ ‌الَّذِي ‌تَرَاهُ الْحَامِلُ أَوْ مَا تَرَاهُ الْمَرْأَةُ فِي حَالِ وِلَادَتِهَا قَبْلَ خُرُوجِ أَكْثَرِ الْوَلَدِ اسْتِحَاضَةٌ) وَإِنْ بَلَغَ نِصَابَ الْحَيْضِ؛ لِأَنَّ الْحَامِلَ لَا تَحِيضُ. «الجوهرة النيرة على مختصر القدوري» (1/ 34)

 Darah yang dilihat perempuan hamil, atau darah yang dilihat seorang perempuan ketika melahirkan sebelum keluar sebagain besar bayi yang lahir, adalah darah istihadlah), dan sekalipun telah sampai batasan haid, karena orang yang hamil itu tidak mengalami haidl. 

Pendapat Ketiga: dari Madzhab Syafii,

Jika seseorang yang hamil melihat darah yang keluar sebelum melahirkan maka menurut qaul jadid, meskipun ini jarang terjadi, dikategorikan darah haid. Namun hal ini dengan catatan darah tersebut sesuai dengan syarat-syarat darah haid, baik dari segi sifat maupun ukurannya. Maksudnya adalah ciri-cirinya dan masa keluarnya, yaitu paling sedikit satu hari satu malam dan paling lama 15 hari. Jika tidak demikian maka itu dikatakan darah fasid atau darah istihadlah.

 Imam al-Mawardi dibawah menyebutkan,

وَهُوَ قَوْلُهُ فِي الْجَدِيدِ: إِنَّ دَمَ الْحَامِلِ إِذَا ‌ضَارَعَ ‌الْحَيْضَ فِي الصِّفَةِ وَالْقَدْرِ كَانَ حَيْضًا «الحاوي الكبير» (10/ 128)

Dalam qaul jadid Imam Syafii, bahwa darah yang keluar dari orang hamil ketika menyerupai darah haid baik dari sifat dan ukurannya itu adalah darah haid".

Syekh Sulaiman Al-Jamal menyebutkan,

وَالنِّفَاسُ الدَّمُ الْخَارِجُ بَعْدَ فَرَاغِ الرَّحِمِ مِنْ الْحَمْلِ فَخَرَجَ بِذَلِكَ دَمُ الطَّلْقِ وَالْخَارِجُ مَعَ الْوَلَدِ فَلَيْسَ بِحَيْضٍ لِكَوْنِهِ مِنْ آثَارِ الْوِلَادَةِ وَلَا نِفَاسَ ‌لِتَقَدُّمِهِ ‌عَلَى خُرُوجِ الْوَلَدِ بَلْ هُوَ دَمُ فَسَادٍ إلَّا أَنْ يَتَّصِلَ بِحَيْضِهَا الْمُتَقَدِّمِ، فَإِنَّهُ يَكُونُ حَيْضًا. «حاشية الجمل على شرح المنهج = فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب» (1/ 234)

Nifas adalah darah yang keluar setelah kosongnya rahim dari kehamilan. Definisi ini tidak memasukkan darah thalq dan darah yang keluar bersamaan dengan bayi (sebagai nifas). Kedua jenis darah ini tidak bisa dikatakan sebagian haid karena merupakan akibat dari proses persalinan. Juga tidak masuk kategori nifas karena keluar sebelum bayi, tetapi masuk kategori darah fasad (rusak), kecuali bila bersambung dengan darah haid sebelumnya (darah yang memenuhi syarat haid) baru bisa dikatakan sebagai haid

الطَّلْقُ هُوَ ‌الْوَجَعُ ‌النَّاشِئُ مِنْ الْوِلَادَةِ أَوْ الصَّوْتُ الْمُصَاحِبُ. «حاشية الجمل على شرح المنهج = فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب» (1/ 246)

Pengertian thalq adalah nyeri yang timbul akibat proses persalinan dan suara yang keluar bersamaan melahirkan

Abdurahman al-Jaziri mengatakan,

أما الدم الذي يصاحب الولد وينزل قبل الطلق فليس هو دم نفاس، بل هو دم حيض إن كانت حائضاً؛ لأن الحامل قد تحيض عندهم. «الفقه على المذاهب الأربعة» (1/ 121)

Darah yang menyerta bayi dan keluar sebelum thalq tidak dikatakan sebagai nifas, tetapi itu dari haidh jika itu benar darah haidh, karena orang hamil bisa haidh.

Pendapat Keempat: dari Madzhab Hanbali, 

Dahwa darah yang keluar saat hamil adalah darah fasid kecuali darah tersebut keluar dua hari atau tiga hari sebelum melahirkan maka disebut darah nifas, tetapi dengan disertai tanda-tanda melahirkan. Dikemukakan oleh Ibnu Qudamah,

مسألة؛ قال: (والحَامِلُ لَا تَحِيضُ، إلَّا أنْ تَرَاهُ قَبْلَ ‌وِلَادَتِهَا ‌بِيَوْمَيْنِ، أوْ ثَلَاثَةٍ، فَيَكُونُ دَمَ نِفَاسٍ) مذهبُ أبى عبدِ اللَّه، رَحِمَهُ اللهُ، أنَّ الحامِلَ لا تَحِيضُ، وما تراهُ مِن الدَّمِ فهو دَمُ فَسَادٍ. وهو قَوْلُ جُمْهُورِ التَّابِعِين. «المغني» لابن قدامة (1/ 443 ت التركي)

Masalah: Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa orang hamil itu tidak mengalami haid, tetapi jika ia melihat darah sebelum melahirkan dua hari atau tiga hari maka darah tersebut adalah darah nifas). Madzhab Abi Abdillah (Imam Ahmad bin Hanbal) rahimahullah menyatakan bahwa orang hamil tidak mengalami haid, sedang darah yang dilihatnya (saat hamil) adalah darah fasid. Pendapat ini sama dengan pendapat mayoritas tabiin.

haid nifas
guru ngaji & bahasa arab