Shalat Tarawaih
«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
“Barang melaksanakan qiyam Ramadhan dengan iman dan berharap, maka akan dihapuskan dosa-dosa sebelumnya.” HR. Bukhari, Muslim.
Imam Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan adalah salat tarawih (Fathul Bari)
Tarawih (التراويح) di dalam bahasa Arab adalah jamak dari (ترويحة), yang artinya adalah beristirahat atau menghilangkan kelelahan. Kata (ترويحة) adalah duduk beristirahat. Setiap selesai 4 rakaat salat tarawih ada duduk untuk beristirahat.
Salat malam di bulan Ramadhan dinamakan salat tarawih karena salat ini bacaan ayat-ayatnya panjang di setiap rakaat, kemudian setiap selesai empat rakaat, duduk beristirahat.
Hukum salat tarawih adalah sunah muakkadah.
Jumlah rakaat
1. 20 rakaat. Ini adalah pendapat kebanyakan ulama salaf dan khalaf. Ini juga pendapat at-Tsaury, Ibnul Mubarok, as-Syafi’i,
Dalam Musnad ‘Ali bin Al Ja’d terdapat riwayat sebagai berikut.
«كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً، وَإِنْ كَانُوا لَيَقْرَءُونَ بِالْمِئِينَ مِنَ الْقُرْآنِ»
“Mereka melaksanakan qiyam lail di masa ‘Umar di bulan Ramadhan sebanyak 20 raka’at. Ketika itu mereka membaca 200 ayat Al Qur’an.” (HR. ‘Ali bin Al Ja’d dalam musnadnya, 1/413
2. Qiyamullail di Ramdhan dan di luar Ramadhan adalah 11 rakaat atau 13 rakaat. Sebagian ahli hadis lebih mengambil pendapat.
«مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً»
“Rasulullah ﷺ tidak pernah menambah rakaat salat malam di Ramadhan dan di luar Ramadhan dari sebelas rakaat.” HR. Bukhari dan Muslim
3. 36 rakaat yang dilaksanakan di zaman Umar bin Abdul Aziz, ini juga termasuk amal penduduk Madinah.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa kesemuanya bagus. Imam Ahmad mengatakan, “Qiyam Ramadhan tidak dibatasi dengan jumlah rakaat.”
Imam as-Syaukani mengatakan, “Hadits-hadits tentang qiyam Ramadhan menunjukkan bahwa salat tarawih/qiyam Ramadhan dilaksanakan berjamaah maupun sendirian.”
Waktu Salat Tarawih
Waktu salat Tarawih setelah salat Isya dan ba’diyahnya sampai sebelum terbit fajar, dikerjakan sebelum salat Witir
Shalat Tarawih di Masjid
Salat Tarawih lebih afdhol dikerjakan di Masjid. Nabi mengerjakan salat Tarawih di bulan Ramdhan tiga bersama para sahabat.
Dalam ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), sesungguhnya Nabi ﷺ menunaikan salat dengan para sahabat beberapa malam. Ketika memasuki malam ke tiga atau keempat beliau tidak keluar (untuk menunaikan salat) bersama mereka. Ketika pagi hari beliau bersabda:
لَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ
“Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar (menunaikan shalat) bersama kalian semua, melainkan aku khawatir dia (qiyam) akan diwajibkan kepada kalian.”
وفي لفظ مسلم، ولكنى خشيت أن تفرض عليكم الليل فتعجزوا عنها
Dalam redaksi Muslim, (Beliau bersabda), “Akan tetapi aku khawatir (qiyamul lail) diwajibkan kepada kalian, sehingga kalian tidak mampu (melaksanakannya).” (HR. Bukhari [1129], Muslim [761])
مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Siapa yang berdiri/salat bersama imam sampai selesai, dicatat baginya qiyamul lail.” HR. Tirmizi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah.
Referensi:
[1] الموسوعة الفقهية الكويتية
[2] الفقه الإسلامي وأدلته
Gabung dalam percakapan