Mengakhiri Ramadhan Dengan Istigfar
Ramadhan hendaklah diakhiri dengan kebaikan, di akhiri dengan istigfar, memohon ampun kepada Allah ta'ala. Kebahagiaan dan kesengsaraan seorang tergantung pada amalan-amalan terakhirnya yang ia kerjakan.
Dalam hadits disebutkan,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)
Kita tidak ingin, termasuk dalam golongan orang yang disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَقِيَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ: «آمِينَ، آمِينَ، آمِينَ» ، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا فَقَالَ: " قَالَ لِي جِبْرِيلُ: أَرْغَمَ اللَّهُ أَنْفَ عَبْدٍ - أَوْ بَعُدَ - دَخَلَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ - أَوْ بَعُدَ - أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا لَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ - أَوْ بَعُدَ - ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ " رواه ابن خزيمة، رقم 1888، واللفظ له، والترمذي، رقم 3545، وأحمد، رقم 7444، وابن حبان، رقم 908،
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah ﷺ naik mimbar dan mengatakan : Amin, amin, amin (semoga Allah kabulkan). Seseorang bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, apa yang anda lakukan?” Beliau menjawab: “Malaikat Jibril berkata kepadaku: Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, (yaitu) orang yang mendapatkan bulan Ramadan, tetapi dirinya tidak mendapatkan ampunan. Maka aku pun berkata: “Amin.” Kemudain (Jibril) mengatakan: “Celakalah seorang hamba atau dijauhkan, (yaitu) orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah salah satu dari keduanya, akan tetapi hal itu tidak memasukkan ke surga.” Maka aku pun mengatakan, “Amin”. Kemudian (Jibril) mengatakan lagi: “Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, disebutkan namaku, tetapi dia tidak bershalawat kepada engkau.” Maka akupun berkata “Amin”.
Membaca hadits di atas, maka amalan yang mesti diperbanyak di akahir-akhir Ramadhan ini adalah isfigfar, memohon ampun kepada Allah ta’ala.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallohu ‘anha, ia bertanya kepada Rasulullah,
يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي. سنن الترمذي (3513)
Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?’ Rasulullah bersabda, ‘Ucapkanlah: Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku).’
Istigfar adalah penutup amal shaleh. Ibnu Rajab menyebutkan dalam Lathoiful Ma’arif:
والاستغفار ختام الأعمال الصالحة كلها فَيُخْتَم به الصلاة والحج وقيام الليل ويُخْتَم به المجالس فإن كانت ذِكْرا كان كالطَّابَع عليها وإن كانت لغوا كان كفارة لها -
Istigfar adalah penutup amal shaleh, dengan istigfar ditutup shalat, haji, qiyamullaial, majlis-majlis ditutup juga dengan istigfar. Jika di dalam majlis itu adalah zikir, maka istigfar layaknya stempel, dan jika dalam majlis itu ada kesalahan, maka istigfar sebagai kaffarat, pelebur kesalahan tersebut.
Beliau juga mengatakan,
فكذلك ينبغي أن يُخْتَم صيام رمضان بالاستغفار وكتب عمر بن عبد العزيز إلى الأمصار يأمرهم بِخَتْمِ رمضان بالاستغفار وصدقة الفطر فإن الفطر طُهْرة للصائم من اللغو والرفث، والاستغفار يُرَقِّعُ ما تَخَرَّقَ من الصيام باللغو والرفث
Maka seharusnya puasa Ramadhan ditutup dengan istigfar. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah menulis wilayah kekuasaan Islam, ia memerintahkan untuk menutup Ramadhan dengan istigfar dan zakat fitrah. Karena zakat fitrah adalah penyuci untuk orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan perbuatan kotor, sedangkan istigfar menambal yang rusak dari puasa berupa kesia-siaan dan perbuatan kotor.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, ia berkata,
الغيبة تُخَرِّق الصِّيَامَ والاستغفار يُرَقِّعُهُ فمن استطاع منكم أن يَجِيء بِصَومٍ مُرَقَّعٍ فَلْيَفْعَلْ - لطائف المعارف لابن رجب (ص: 214)
Gibah merusak puasa dan istigfar akan menambalnya. Barang siapa yang ingin membawa puasa yang rusak, maka silakan saja.
Gabung dalam percakapan