Berbuat Zalim Adalah Kesengsaraan

Di antara nama-nama Allah ta’ala yang indah al-asma’ul husna adalah al-adlu (العدل) , bahwa Allah adalah Maha Adil. Sehingga Allah ta’ala mengharamkan kezaliman untuk diri-Nya dan hamba-hamba-Nya. Dalam sebuah hadis qudsi Allah ta’ala berfirman,

«يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا » رواه مسلم (2577)

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku) zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzhalimi”

Larangan ini juga disebutkan dalam hadits yang lain

«إِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» الأدب المفرد (488)

“Janganlah kalian berbuat kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan di hari kiamat”

Kezaliman atau dalam bahasa Arabnya الظلم bisa dibagi menjadi dua jenis:

Pertama: ظلم العبد لنفسه, berbuat zalim yang berkaitan dengan dirinya dan Allah ta’ala saja.

Kedua: ظلم العبد للعباد, berbuat zalim kepada orang lain.

Yang dimaksud dengan kezaliman seseorang pada dirinya adalah ia menjerumuskan dirinya pada kehancuran, melakukan dosa-dosa dan maksiat. Kezaliman terbesar adalah kekafiran dan berbuat syirik. 

{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ } [لقمان: 13]

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Adapun kezaliman yang berhubungan dengan orang lain, bisa berbentuk tidak melaksanakan kewajiban yang seharusnya dilakukan, atau melampaui batas, mengambil dengan tanpa kebenaran.

Contoh kezaliman dalam jenis adalah seperti sabda Nabi ﷺ

«مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، وَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتْبَعْ» رواه البخاري (2287) ومسلم (1564)

““Penundaan (pembayaran hutang dari) seorang yang kaya adalah sebuah kelaliman, maka jika salah seorang dari kalian dipindahkan kepada seorang yang kaya maka ikutilah.””

{وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 188]

“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”

 «مَنْ أَخَذَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ ظُلْمًا، فَإِنَّهُ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ» صحيح رواه البخاري (3198) ومسلم (1610)

“Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka kelak di hari kiamat akan dibebankan (dikalungkan) tujuh bumi.”

{وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ} [الإسراء: 33]

“Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar.”

Dan banyak lagi zhulm, kezaliman pada orang lain, seperti gibah, namimah, menghina, tuduhan palsu, dan lain sebaginya. 

Segala yang tidak terselesaikan di dunia, kezaliman belum yang dituntaskan di dunia pasti akan dibawa ke akhirat, di persidangan Allah ta’ala. 

{وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا} [طه: 111]

“Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman.”

{وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ} [إبراهيم: 42]

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,”

Imam Sufyan At-Tsauri ra berkata, 

إِنْ لَقِيتَ اللَّهَ تَعَالَى بِسَبْعِينَ ذَنْبًا فِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ اللَّهِ تَعَالَى أَهْوَنُ عَلَيْكَ مِنْ أَنْ تَلْقَاهُ بِذَنْبٍ وَاحِدٍ فِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْعِبَاد - تنبيه الغافلين (ص: 380)

“Jika kamu bertemu dengan Allah dengan 70 dosa antara kamu dan Allah, itu lebih ringan dibandingkan jika kamu berjumpa dengan Allah dengan satu dosa antara engkau dan hamba-hamba.”

Orang-orang zalim adalah yang merugi di kiamat, yang disebutkan dalam hadis sebagai al-muflis

«إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ» صحيح مسلم (2581)

Orang yang muflis (bangkrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka



guru ngaji & bahasa arab