Sepuluh Nasehat di Tengah Waba’


Sepuluh Nasehat berharga yang patut diamalkan di tengah waba dan bala yang terjadi.

Awal tahun 2020 ini, telah terjadi wabah yang melanda sebagian besar dunia, pandemi virus corona (Covid-19), yang menakutkan manusia.
Ada sepuluh wasiat yang perlu diperhatikan, semoga Allah ta’ala mengangkat bala’ ini dari kaum muslimin di seluruh dunia.

1. Yang diucapkan sebelum turun bala’


Dari Utsman bin Affa radhiyallohu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabada

«مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ، فِي الْأَرْضِ، وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ، حَتَّى يُصْبِحَ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ» سنن أبي داود (5088)

Barang siapa yang mengucapkan “bismillahillazii laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissama’, wahuwassamii’ul ‘aliim”  tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala bencana sampai pagi. Dan jika ia membacanya ketika pagi tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala bencana sampai sore. (HR. Abu Dawud)

2. Memperbanyak ucapan لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين


{وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ (88)} [الأنبياء: 87، 88]

(87). “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (88). Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

Al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan ketika menafsirkan (وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ), “jika mereka dalam kesusahan lalu berdoa dan kembali kepada kami, apalagi jika mereka berdoa dengan doa ini di saat ditimpa bala.”

دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الحُوتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ. أخرجه الإمام أحمد والترمذي

“Doa Nabi Yunus ketika berdoa di perut ikan laa ilha illa anta subhaanaka innii kuntu minazzhoolimiin, jika seorang muslim berdoa dengan doa tersebut, maka Allah akan mengabulkannya.” HR. Ahmad dan Turmudzi

3. Berlindung dari musibah yang berat


Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabada,

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ البَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ – رواه البخاري (6616)

“Berlindunglah kalian kepada Allah, dari bala’ yang berat, hinanya kesengsaraan, keburukan qodho, dan kegembiraan para musuh atas penderitaan yang ditimpa.” HR. Bukhari

4. Selalu berdoa ketika keluar rumah


Dari Anas bin Malik radhiyallohu ‘anhu, Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabada,

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ - سنن أبي داود (5095)

Apabila seseorang keluar rumah lalu berdoa,

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Maka dikatakan kepadanya, kamu diberi petunjuk, dicukupkan, dilindungi, maka syaitan-syaitan menjauh darinya, lalu salah satu syaitan berkata kepada yang lainnya, bagaimana kamu akan mengganggu manusia yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dipelihara. HR. Abu Daud.

5. Meminta afiyah (keselamatan/kesehatan) di pagi dan sore


Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan doa ini di pagi dan petang,

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Ya Allah aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah tutuplah keburukanku, tenangkanlah ketakutanku, Ya Allah jagalah diriku, dari depan dan belakangku, kanan dan kiri, dari atas, aku berlindung dengan keagungan-Mu dari makar/serangan dari arah bawah. HR. Ahmad dan lainnya

6. Banyak berdoa


Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu ‘anhuma, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ، وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِي أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ العَافِيَةَ. وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاءِ  -  سنن الترمذي (3548)

“Barang siapa dibukakan untuknya pintu doa, maka ia telah dibukakan pintu-pintu rahmat, tidaklah Allah diminta sesuatu yang lebih Dia sukai daripada diminta kesehatan/keselamatan” Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam juga bersaba, “Sesungguhnya doa itu bermanfaat terhadap sesuatu yang sudah turun (terjadi) dan yang belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” HR. At-Tirmudzi dan lainnya.

7. Menghindari tempah wabah


Dari Abdullah bin Amir radhiyallohu ‘anhuma, bahwa Umar radhiyallohu ‘anhu melakukan perjalanan ke Syam, ketika tiba di daerah Sarga, ia dikabarkan bahwa telah terjadi waba’ di Syam, lalu Abdurrahman bin Auf radhiyallohu ‘anhu menyebutkan sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam,

فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا، فِرَارًا مِنْهُ

“Jika kalian mendengar wabah thoun di suatu negeri, maka janganlah kalian mendatanginya, dan jika itu terjadi sedangkan kalian berada di negeri itu, maka janganlah kalian keluar lari darinya.” HR. Bukhari dan Muslim.

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ تُورِدُوا المُمْرِضَ عَلَى المُصِحِّ  -  رواه البخاري (5774) ومسلم (2221)

“Dan janganlah membawa onta yang sakit kepada onta yang sehat”

8. Berbuat kebaikan


Dari Anas radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السَّوْءِ , وَالْآفَاتِ وَالْهَلَكَاتِ  -  رواه الحاكم

“Perbuatan kebaikan memelihara dari kejadian buruk, penyakit dan kebinasaan” HR. Hakim

9. Shalat malam


Dari Bilal radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ  -  سنن الترمذي (3549) وغيره

“Lakukanlah shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, shalat malam adalah mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan dan mengusir penyakit dari badan.” HR. At-Tirmidzi dan lainnya.

10. Menutup bejana


Dari Jabir bin Abdillah radhiyallohu ‘anhuma berkata, aku mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabada,

غَطُّوا الإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاء  -  رواه مسلم (99)

“Tutuplah bejana, tutuplah wadah air, karena dalam satu tahun ada satu malam turunnya waba’, tidaklah ia melewati bejana yang tidak ada tutupnya, wadah air yang tidak ada tutupnya, melainkan penyakit itu akan turun di dalamnya.” HR. Muslim
Setiap muslim hendaknya menyerahkan urusannya kepada Allah ta’ala, mengharapkan karunia-Nya, bertawakkal kepada Allah, bersabar dalam menghadapi musibah.
Dari Aisyah radhiyallohu ‘anha, aku bertanya kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam tentang tho’un (wabah penyakit), beliau pun bersabda,

أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ  -  صحيح البخاري (5734)

“Itu adalah azab yang Allah kirimkan kepada yang Ia kehendaki, kemudian menjadikan itu sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin. Tidaklah seserong tertimpa tho’un, lalu ia tinggal dan bersabar, ia yakin bahwa ia tidak akan tertimpa sesuatu kecuali yang Allah telah tetapkan, kecuali akan mendapatkan pahala seperti pahala syahid.” HR. Bukhari


Diringkas dari kutaib Syekh Abdurrazzak bin Abdul Muhsin Al-Badr, dengan judul 10 Wasiat Terhindar Dari Wabah (عشر وصايا للوقاية من الوباء)
guru ngaji & bahasa arab