Sabar yang baik

Di dalam Al-Quran Allah menyebutkan فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik”. Bagaimanakah sabar yang baik itu?

Sabar yang baik itu adalah sabar yang tidak ada keluh kesah di dalamnya, tidak mengadu kepada orang lain. Keluh kesah dan pengaduan diajukan kepada Alla ta’ala. Tidak yang menghilangkan mudhorat kecuali Allah, tidak yang akan menjawab do’a orang-orang yang dalam kesulitan kecuali Allah, Dialah yang memberikan rizki, Dialah yang menyembuhkan penyakit, Dialah yang akan mengangkat dan menghhilangkan musibah yang diderita.

Setiap kita tidak luput dari dinamika dan problematika sosial, di rumah, di kampus, di tempat kerja dan di tempat-tempat lainnya. Siapapun manusianya, dia pasti memiliki egoisme dan amarah, namun keaktifan dua sifat tersebut bergantung kepada manusianya. Tidak ada manusia yang tidak butuh terhadap sabar, kesabaran adalah sebuah keniscayan. Jia ia membuang sabar, apakah ia bisa lakukan? Apa yang terjadi ketika ia tidak bersabar? Karena sabar ini adalah kekuatan untuk bertahan di dalam goncangan dan gelombang problema yang dihadapi, jika tidak maka ia akan terhenti di tengah jalan tanpa mendapatkan apapun.

Kepada Rabb Pencipta manusia dan alam lah kita mengangkat tangan dan mengadukan keluh kesa ini, Dialah yang mendengar segala rintihan hamba-hamba-Nya. Dialah yang membimbing kita ke arah jalan yang diridhoi-Nya.

Sabar dalam pelbagi kehidupan, dalam segala suasana dan kondisi, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam dalam menjalankan Allah, sabar dalam meninggalkan segala larangan-Nya. Dalam musibah harus bersabar, ketika ada orang yang kita cintai meninggal ataupun terkena musibah, ataupun diri kita mendapat musibah, disini kesabaran tetap harus ada dalam diri masing-masing kita. Dalam ketaatan, sabar dalam menjalankan segala bentuk ibadah, menjadikan segla bentuk perbuatan kita sesuai tuntunan syariat. Ketika sabar menjadi tetap menghiasi pribadi kita dalam ibadah dan perbuatan kita, disinilah ke-istiqomah-an terbentuk, ia mampu bersabar dari awal sampai akhir. Begitu pula dalam meninggalkan segala maksiat, dibutuhkan kesabaran yang kuat dan kokoh, karena godaan dunia dan syahwat begitu indah yang bisa menjerumuskan orang-orang dalam lembah kenistaan dan kehancuran.
guru ngaji & bahasa arab