Menelan Ludah Ketika Puasa

membatalkan puasa

Menelah ludah ketika berpuasa tidak membatalkan puasa tersebut, karena hal ini sulit dihindari, tetap dengan tiga syarat:

  1. Ludah tersebut masih murni belum bercampur dengan yang lainnya. Kalau ludah bercampur dengan benda lain seperti celup, kemudian ia menelan ludah tersebut. Maka ini membatalkan puasa
  2. Ludah masih suci tidak bercampur dengan najis lain
  3. Ludah masih berada di posisi sumbernya. Lidah dan mulut adalah posisi sumber dari ludah. Jika seseorang menelan ludah yang sudah keluar dari tempat tersebut, seperti pada posisi bibir merah, maka puasanya batal


Sumber: التقريرات السديدة في المسائل المفيدة, hal 453

حُكْمُ ابْتِلَاعِ الرِّيقِ: لَا يُفَطِّرُ لِمَشَقَّةِ الاحْتِرَازِ مِنْهُ بِثَلَاثَةِ شُرُوطٍ:

- أنْ يَكُونَ خَالِصًا، أيْ: صَافِيًا لا مُخْتَلِطًا بِغَيْرِهِ، فَلَوْ ابْتَلَعَ الرِّيْقَ الْـمُخْتَلِطَ بِنَحْوِ صِبْغٍ أَوْ بِغَيْرِهِ بَطَلَ صَوْمُهُ

- أنْ يَكُونَ طَاهِرًا لَا مُتَنَجِّسًا

- أنْ يَكُونَ مِنْ مَعْدِنِهِ، فَاللِّسَانُ وَالْفَمُ كُلُّهُ مَعْدِن، فَلَوْ ابْتَلَعَ الرِّيقَ الَّذِي وَصَلَ إِلَى حُمْرَةِ شَفَتِهِ بَطَلَ صَوْمُهُ


guru ngaji & bahasa arab