Wafatnya Sang Guru

Wafatny Sang Guru

Di antara hamba-hamba Allah ta’ala, ada sekelompok yang diberikan kelebihan dan keutamaan, diberikan derajat dan maqom yang tinggi di Sisi-Nya. Mereka dilebihkan dari manusia yang lainnya karena khosyah yang ada pada mereka, mereka adalah lampu penerang, penunjuk jalan untuk kebahagiaan umat di dunia dan akhirat.

﴿قُلْ ‌هَلْ ‌يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ﴾ [الزمر: 9]

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

﴿‌يَرْفَعِ ‌اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ﴾ [المجادلة: 11]

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Para alim yang faqih adalah bintang. Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata,

فَهُمْ فِي الْأَرْضِ ‌بِمَنْزِلَةِ ‌النُّجُومِ فِي السَّمَاءِ (إعلام الموقعين عن رب العالمين)

mereka bagaikan bintang di langit, sebagai petunjuk di tengah gelapnya malam, kebutuhan manusia kepada mereka lebih besar daripada makan dan minum.

Menghormati dan membela mereka baik saat masih hidup atau wafat adalah akidah orang yang membawa kebenaran. Nabi ﷺ bersabda, 

«لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، ‌وَيَعْرِفْ ‌لِعَالِمِنَا ‌حَقَّهُ» رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ، وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ «مجمع الزوائد ومنبع الفوائد»

Bukan bagian dari umatku orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi orang kecil, dan tidak mengetahui hak orang alim.

Ada sebuah contoh dari dua ulama besar, antara seorang murid dengan gurunya. Suat saat Imam Ahmad ditanya oleh putranya, “Siapa itu Asy-Syafi’i? Karena aku banyak mendengar Engkau mendoakan kebaikan untuknya. Imam Ahmad menjawab,

يَا بُنَيَّ، كَانَ الشَّافِعِيُّ كَالشَّمسِ للدُّنيَا، وَكَالعَافِيةِ لِلنَّاسِ

Wahai anakku!” Asy-Syafi’i itu laksana Matahari yang menerangi dunia dan kesembuhan bagi manusia.

Wafatnya seorang alim adalah sebuah kerugian besar dan merupakan bencana. Sayyidina Umar رضي الله عنه berkata,

مَوتُ أَلفِ عَابِدٍ أَهْوَنُ مِنْ مَوتِ عَالِمٍ بَصِيرٍ بِحَلَالِ اللهِ وَحَرَامِهِ

Wafatnya seribu ahli ibadah lebih ringan daripada wafatnya satu orang alim yang mengetahui halal dan haram.

Para ahli tafsir menyebutkan beberapa tafsiran dari firman Allah ta’ala,

﴿أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنْقُصُهَا ‌مِنْ ‌أَطْرَافِهَا﴾ [الرعد: 41]

Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah, lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?

Di antara tafsirnya adalah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas رضي الله عنهما ia berkata, 

‌خَرَابُهَا ‌بِمَوْتِ فُقَهَائِهَا وَعُلَمَائِهَا وَأَهْلِ الْخَيْرِ مِنْهَا (تفسير ابن كثير)

Rusaknya dunia karena wafatnya fuqoha, ulama dan orang-orang baik.

Di antara hal yang patut dilakukan sepeninggal orang yang ada di sekitar kita, terlebih lagi orang yang kita hormati adalah mendoakan kebaikan, memohonkan ampunan dan rahmat Allah ta’ala. Tidak menyebut dari mereka kecuali kebaikan.

Sebuah hadits dari sayyidah Aisyah رضي الله عنها ia berkata, 

ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ‌هَالِكٌ ‌بِسُوءٍ فَقَالَ: لَا تَذْكُرُوا هَلْكَاكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ «سنن النسائي» (1935)

Ada seseorang yang telah meninggal yang disebut keburukannya. Nabi bersabda: "Jangan kalian sebut orang-orang yang telah wafat di antara kalian kecuali dengan kebaikan"


------------------------------------------------------------------
Mengengan wafatnya guru kami TGH. Mazhar Kholidy
Hari Selasa, 23 Januari 2023 M / 11 Rajab 1445 H

guru ngaji & bahasa arab