Selamat Dari Fitnah
Diriwayatkan dari Al-Miqdâd bin Al-Aswad radhiallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bahwasanya dia berkata:
(( إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ ))
“Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah.” HR Abu Dawud no. 4263.
Banyak orang menginginkan kebaikan dan kebahagiaan untuk diri-diri mereka dan kemuliaan untuk umat Islam, mereka bertanya: “Dengan apa kita bisa memperoleh kebahagiaan?” “Bagaimana bisa memperoleh tujuan mulia ini?” “Bagaimana cara terlindung dari berbagai macam fitnah?”
Ada beberapa hal dan wasilah untuk membentengi diri dari fitnah untuk menggapai kebahagiaan.
Yang paling penting yang bisa membentengi diri seseorang dari keburukan dan bahaya fitnah adalah bertakwa kepada Allahjalla wa ‘alâ dan senantiasa menjaganya, baik dalam keadaan tidak terlihat orang, maupun terlihat oleh orang lain.
Allah subhânahu wa ta’âlâ berfirman:
﴿وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ﴾ [ الطلاق : 2-3 ]
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberikannya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka.”
Maksudnya adalah Allah akan mejadikan untuknya jalan keluar dari semua fitnah, ujian dan keburukan di dunia dan akhirat.
Menghindari fitnah dengan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta berpegang teguh dengan keduanya. Sesungguhnya berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah jalan menuju kemuliaan, keselamatan dan keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.
Imam Malik (Imâm Dâril-Hijrah) pernah berkata:
اَلسُّنَّةُ سَفِيْنَةُ نُوْحٍ فَمَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَرَكَهَا هَلَكَ وَغَرِقَ
“As-Sunnah adalah perahu (Nabi) Nuh. Barang siapa yang menaikinya maka akan selamat. Barang siapa yang meninggalkannya, maka dia akan binasa dan tenggelam.”
Di antara wasilah menjauhi fitnah adalah lemah lembut, tenang, tidak tergesa-gesa dan memikirkan akibat-akibat yang akan terjadi.
Sesungguhnya ketergesa-gesaan tidak akan mendatangkan kebaikan, sedangkan ketenangan akan membawa kebaikan dan keberkahan.
Diriwayatkan dari seorang sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin Mas’ûd radhiallâhu ‘anhubahwasanya dia pernah berkata:
إِنَّهَا سَتَكُوْنُ أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات فَعَلَيْكُمْ بِالتُّؤَدَةِ فَإنَّكَ أَنْ تَكُوْنَ تَابِعًا فِي الْخَيْرِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ رَأْسًا فِي الشَّرّ
“Sesungguhnya akan ada hal-hal syubhat (samar). Wajib bagi kalian untuk berlahan-lahan. Sungguh, apabila engkau menjadi pengikut suatu kebaikan, itu lebih baik daripada engkau menjadi pemimpin suatu keburukan.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallâhu ‘anhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ وَإِنَّ مِنْ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya di antara manusia ada kunci-kunci (pembuka pintu) kebaikan dan gembok-gembok (penutup pintu) keburukan. Dan di antara manusia ada kunci-kunci (pembuka pintu) keburukan dan gembok-gembok (penutup pintu) kebaikan. Beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan tersebut di kedua tangannya. Dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan di kedua tangannya.” HR Ibnu Mâjah no. 237.
Wasilah berikut untuk menghindari fitnah adalah selalu bersama jamaah kaum muslimin dan menjauhkan diri dari perpecahan dan perselisihan.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallambersabda:
(( الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ ))
“Jamaah adalah rahmat (kasih sayang), sedangkan perpecahan adalah azab.” HR Ahmad (IV/278) dari hadits An-Nu’mân bin Basyîr radhiallâhu ‘anhumâ.
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
(( لَا تَخْتَلِفُوا فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُو )) .
“Janganlah kalian berselisih pendapat. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih pendapat, sehingga mereka pun binasa.” HR Al-Bukhâri no. 2410 dari hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallâhu ‘anhu.
Wasilah berikutnya untuk melindungi diri dari fitnah dan menjauhi keburukannya adalah tetap membersamai orang-orang tua kita, yang mereka besar dengan ilmu dan khidmahnya kepada Islam.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(( الْبَرَكَةُ مَعَ أَكَابِرِكُم )) .
“Keberkahan ada bersama orang-orang tua di antara kalian.” HR Ibnu Hibbân no. 559 dari hadits Ibnu ‘Abbâs.
Gabung dalam percakapan