3 Jenis Hati

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh An-Nu’man bin Basyir ra, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

أَلَا وَإِنَّ ‌فِي ‌الْجَسَدِ ‌مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وهي القلب «رواه البخاري (52) ومسلم (1599)»

Ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah daging, apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati.

Hati adalah wadah takwa yang diisyaratkan oleh baginda Nabi ﷺ dalam sabda beliau, “‌التقوى ههنا” sambil menunjuk ke dada beliau. Ini menunjukkan, bahwa anggota badan adalah terjemahan dari hati. Jika ia istiqomah, yang lain akan ikut istiqomah. Begitu pula jika ia keras membatu, maka anggota tubuh lainnya akan mengikutinya.

Di dalam Al-Qur’an Allah subhanahuwata’ala menyebutkan 3 macam hati manusia.

Pertama: Hati yang bersih atau قلب سليم

Al-Qur’an menyebutkan bagian dari doa Nabiyullah Ibrahim as,

‌وَلَا ‌تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (٨٧) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (٨٨) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (٨٩)﴾ [الشعراء: 87-89]

 “Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” 

Qolbun salim adalah hati yang selamat dari penyakit syahwat dan syubuhat. Bahwa orang yang selamat di akhirat adalah orang yang membawa hati yang bersih. Bersih dari kesyirikan kepada Allah, bersih dari sifat-sifat tercela, serta bersih dari berbagai penyakit hati. Selain itu, hati yang bersih juga merupakan sarana untuk meraih ketenangan dan kelapangan hati. 

Kedua: Hati yang mati قلب ميت

Ini adalah hati orang kafir, hati mereka berisi kekafiran yang menutupinya, sehingga mencegah sampai kebenaran ke dalam hatinya.

﴿وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا ‌غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا﴾ [النساء: 155]

Mereka mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka

Hati orang kafir disifati pula dengan hati yang keras membatu.

﴿ثُمَّ ‌قَسَتْ ‌قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً﴾ [البقرة: 74]

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.

Ketiga: Hati yang sakit قلب سقيم

Yaitu hati yang di dalamnya ada penyakit syahawat atau syubuhat, atau keduanya menyatu dalam hati tersebut.

﴿فَلَا ‌تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ﴾ [الأحزاب: 32]

Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya

Dari Huzaifah bin Yaman ra, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ ‌كَالْحَصِيرِ ‌عُودًا عُودًا، فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ، حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ: عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا، فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ، مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ «صحيح مسلم» (144)

Fitnah-fitnah menempel dalam lubuk hati manusia sedikit demi sedikit bagaikan tenunan sehelai tikar. Hati yang menerimanya, niscaya timbul bercak (noktah) hitam, sedangkan hati yang mengingkarinya, niscaya akan tetap putih. Sehingga hati menjadi dua : yaitu hati yang putih seperti batu yang halus lagi licin, tidak ada fitnah yang membahayakannya selama langit dan bumi masih ada. Adapun hati yang terkena bercak (noktah) hitam, maka (sedikit demi sedikit) akan menjadi hitam legam bagaikan belanga yang tertelungkup (terbalik), tidak lagi mengenal yang ma’ruf (kebaikan) dan tidak mengingkari kemungkaran, kecuali ia mengikuti apa yang dicintai oleh hawa nafsunya.

Itu beberapa jenis hati yang bisa saja ada dan melekat di setiap hamba. 

Sebaik-baik kondisi hati, yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya adalah bersihnya hati dan baiknya hati. Dan kesempurnaan bersihnya hati bertingkat-tingkat. Barang siapa yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad ﷺ dan berpegang teguh dengan sunnahnya yang mulia maka ia telah dibimbing kepada petunjuk yang terbaik, amal dan keyakinan yang terbaik. Dan Allah akan menganugerahkan kepadanya hati yang bersih.

﴿فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ ‌يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ﴾ [الأنعام: 125]

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

Sebagai penutup, ada sebuah nasehat dari Ibnu Mbarok dalam baitnya,

رأيتُ الذنوبَ تميتُ القلوب *** ويتبِعُها الذلَّ إدمـــانُها

وتركُ الذنوب حياةُ القلوبِ *** وخيرٌ لنفسكَ عصيانُها

Aku melihat dosa itu mematikan hati dan kecanduan dosa akan mewariskan kehinaan ** Dan meninggalkan dosa akan menjadi kehidupan hati dan Yang terbaik bagi Anda adalah meninggalkan dosa.


guru ngaji & bahasa arab