Sedikit Tapi Bernilai Banyak
Di dalam hadits yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, yang diriwayatkan oleh Al-Barra’ bin ‘Azib, ia bercerita, bahwa ada seseorang datang kepada Rasulullah, «يَا رَسُولَ اللهِ أُقَاتِلُ أَوْ أُسْلِمُ», Ya Rasulullah, saya berperang ataukah masuk Islam? Maka beliau bersabda, ‘Masuk Islamlah, kemudian berperanglah.” Kemudian dia masuk Islam, lalu berperang dan terbunuh. Maka Rasulullah ﷺ bersabda,
«عَمِلَ قَلِيلًا وَأُجِرَ كَثِيرًا» «صحيح البخاري» (2808)
“Dia telah beramal sedikit, dan diberi pahala banyak.”
Hadits ini tentang pahala yang besar yang didapat dari amal yang sedikit, karena besarnya karunia dan rahmat Allah ta’ala. Ia berhak mendapatkan pahala yang besar itu karena Islam-nya. Ibnu Bathhal menukil perkataan Al-Muhallab,
«في هذا الحديث دليل أن الله يعطى الثواب الجزيل على العمل اليسير تفضلا منه على عباده، فاستحق هذا نعيم الأبد في الجنة بإسلامه» «شرح صحيح البخاري - ابن بطال» (5/ 24)
Di dalam hadits tersebut dalil tentang bahwa Allah ta’ala memberi pahala besar karena amal yang kecil, sebagai karunia Allah kepada hamba-Nya, ia berhak mendapatkan kenikmatan kekal di surga karena Islamnya.
Di antara sifat-sifat Allah ta’ala Allah adalah الكرم, Maha Memberi dengan pemberian yang banyak. Di antara sifat-Nya adalah الشكر, membalas perbuatan yang kecil dengan pahala yang berlipat-lipat.
﴿وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ﴾ [الشورى: 23]
Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri
Paling sedikit pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh, orang-orang beriman diberikan balasan dengan Jannatun Naim. Seorang muslim tidak menganggap kecil apa pun bentuk amal shalih, karena ia tidak tahu amal yang mana yang membuat ia akan masuk surga Allah ta’ala. Di antar wasiat Nabi ﷺ,
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا» «صحيح مسلم» (2626)
Janganlah kamu merendahkan sedikit pun sebuah amal kebaikan.
Imam Ibnu Hajar ra berkata,
«فَيَنْبَغِي لِلْمَرْءِ أَنْ لَا يَزْهَدَ فِي قَلِيلٍ مِنَ الْخَيْرِ أَنْ يَأْتِيَهُ وَلَا فِي قَلِيلٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَجْتَنِبَهُ فَإِنَّهُ لَا يَعْلَمُ الْحَسَنَةَ الَّتِي يَرْحَمُهُ اللَّهُ بِهَا وَلَا السَّيِّئَةَ الَّتِي يَسْخَطُ عَلَيْهِ بِهَا» «فتح الباري لابن حجر» (11/ 321)
Hendaknya seseorang melakukan kebaikan walaupun itu kecil, atau meninggalkan keburukan walau pun itu kecil. Karena ia tidak tahu kebaikan yang akan mendatangkan rahmat Allah untuknya, atau keburukan yang mendatangkan murka untuknya.
Di bulan Ramadhan yang mulia ini, ada banyak kebaikan yang memiliki pahala berlipat-lipat, seorang muslim bisa memilihnya dan dikerjakan selama bulan Ramadhan. Di antara kebaikan tersebut adalah shalat tarawih. Rasulullah ﷺ bersabda,
«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» رواه البخاري (20008) ومسلم (174)
Barang siapa yang berdiri menunaikan shalat di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni
Shalat tarawih adalah sunah Nabi ﷺ dan sunah para khalifah sesudah beliau. Setelah wafatnya Nabi ﷺ, shalat tarawih dilaksanakan dengan berpencar-pencar dan bermakmum kepada imam yang berbeda-beda. Itu terjadi di masa kekhalifahan Abu Bakar dan di awal kekahlifahan Umar radhiyallahu ‘anhuma. Kemudan akhirnya Umar bin Al-Khattab menyatukan mereka untuk bermakmum kepada satu imam.
Sudah sepantasnya setiap muslim mendirikan shalat tarawih secara berjama’ah dan terus melaksanakannya hingga imam salam. Untuk mendapatkan pahala yang besar walau dikerjakan di waktu yang singkat. Rasulullah ﷺ bersabda,
«إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ» «سنن الترمذي» (806)
Barang siapa yang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dicatat seperti melakukan shalat semalam penuh.
Untuk mendapatkan pahala ini diperlukan jihad dan usaha dari setiap orang. Imam Ibnu Rajab ra berkata,
واعلم أن المؤمن يجتمع له في شهر رمضان جهادان لنفسه: جهاد بالنهار على الصيام وجهاد بالليل على القيام
Ketahuilah, bahwa seorang mukmin di bulan Ramadhan mengumpulkan dua jihad untuk dirinya, yaitu jihad di siang hari dengan berpuasa dan jihad di malam hari dengan shalat malam.
Gabung dalam percakapan