Nifas Bagi Perempuan Yang Keguguran
Keguguran yang dialami wanita, kemungkinan akan terjadi pada fase-fase janin berada dalam rahim seorang wanita.
Tahapan/Fase Janin
- Fase pertama, nuthfah (pre-embrionik) yang masih bercampur dengan mani, berlangsung selama 40 hari pertama
- Fase kedua, ‘alaqah (embrionik), yaitu segumpal darah, berlangsung selama 40 hari kedua.
- Fase ketiga, mudhgoh (fetus), yaitu gumpalan daging, berlangsung selama 40 hari ketiga. Berjalan dari usia kehamilan 81 hari sampai 120 hari. Pada tahapan ini terjadi pembentukan anggota badan, bentuk, wajah, dan seterusnya, dan terus mengalami perubahan kearah yang lebih sempurna hingga datang waktu kelahiran.
Rincian Pendapat
Para ulama memberikan rincian sebagai berikut, sebagaimana disimpulkan dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah:
Jika belum jelas terbentuknya organ manusia, maka para ulama berbeda pendapat menjadi dua:
Pendapat Pertama:
الْقَوْل الأَوَّل: لِلشَّافِعِيَّةِ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا أَلْقَتْ مُضْغَةً أَوْ عَلَقَةً خَفِيَتْ عَلَى غَيْرِ الْقَوَابِل، وَقَال الْقَوَابِل: إِنَّهُ مُبْتَدَأُ خَلْقِ آدَمِيٍّ - فَالدَّمُ الْمَوْجُودُ بَعْدَهُ نِفَاسٌ. وَقَال الْمَالِكِيَّةُ: لَوْ أَلْقَتْ دَمًا اجْتَمَعَ لَا يَذُوبُ بِصَبِّ الْمَاءِ الْحَارِّ عَلَيْهِ، تَنْقَضِي بِهِ الْعِدَّةُ وَمَا بَعْدَهُ نِفَاسٌ.
Mazhab Syafi’i: jika seorang perempuan hamil keguguran dan mengeluarkan mudhgoh dan alaqoh yang tidak jelas kecuali oleh bidan, dan bidan berkata, “itu adalah awal penciptaan manusia”, maka darah yang keluar adalah darah nifas.
Mazhab Malikiyah: jika seorang perempuan keguruan dan mengeluarkan darah yang menggumpal yang tidak mencair ketiak disiram dengan air panas, dihitung dengan itu, setelah itu adalah nifas.
Pendapat Kedua:
الْقَوْل الثَّانِي: وَهُوَ قَوْل الْحَنَفِيَّةِ، فَقَالُوا: إِنَّهُ إِنْ لَمْ يَسْتَبِنْ مِنْ خَلْقِهِ شَيْءٌ فَلَا نِفَاسَ لَهَا. وَقَال الْحَنَابِلَةُ: يَثْبُتُ حُكْمُ النِّفَاسِ بِوَضْعِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهِ خَلْقُ الإِنْسَانِ عَلَى الصَّحِيحِ مِنَ الْمَذْهَبِ، ...
Mazhab Hanafiyah: jika tidak jelas berbentuk organ manusia, maka tidak nifas.
Mazhab Hanbali: disebut nifas jika sudah jelas terbentuk organ manusia, menurut yang shahih dalam mazhab. Pendapat lainnya adalah: nifas terjadi pada masa mudhgoh, atau nifas terjadi jika keguguran setelah empat bulan. Disebutkan juga di Al-Mausu’ah:
وَعَنْهُ يَثْبُتُ - أَيْ حُكْمُ النِّفَاسِ - بِمُضْغَةٍ، وَعَنْهُ: وَعَلَقَةٍ. وَقِيل: يَثْبُتُ لَهَا حُكْمُ النُّفَسَاءِ إِذَا وَضَعَتْهُ لأَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ«الموسوعة الفقهية الكويتية» (41/ 15)
Tambahan Pandangan Syafi’iyyah:
Di dalam Hasyiyah Al-Jamal, Syaikh Sulaiman Al-Jamal (wafat: 1204) meyebutkan:
(فَائِدَةٌ) يَثْبُتُ لِلْعَلَقَةِ مِنْ أَحْكَامِ الْوِلَادَةِ وُجُوبُ الْغُسْلِ وَفِطْرُ الصَّائِمَةِ بِهَا وَتَسْمِيَةُ الدَّمِ عَقِبَهَا نِفَاسًا وَيَثْبُتُ لِلْمُضْغَةِ «حاشية الجمل على شرح » (1/ 151)
Alaqah (gumpalan darah yang keluar dari jalan lahir) ditetapkan memiliki hukum sebagaimana melahirkan, sehingga diwajibkan mandi, boleh tidak berpuasa, dan darah yang keluar setelah itu dianggap sebagai nifas. Dan demikian juga untuk mudhgoh.”
Dalam Hasyiah Al-Bujairimi, Sulaiman Al-Bujairimi (1131 - 1221 هـ)
وَيَتَعَلَّقُ بِالْعَلَقَةِ أَحْكَامٌ ثَلَاثَةٌ: وُجُوبُ الْغُسْلِ، وَإِفْطَارُ الصَّائِمَةِ، وَتَسْمِيَةُ الْخَارِجِ عَقِبَهَا نِفَاسًا، وَتَزِيدُ الْمُضْغَةُ عَلَى الْعَلَقَةِ بِأَنَّهَا تَنْقَضِي بِهَا الْعِدَّةُ «حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب» (1/ 233)
“Ada tiga hukum yang berhubungan dengan ‘alaqah: (1) kewajiban mandi besar, (2) batalnya perempuan yang berpuasa, (3) dan nama nifas atas darah yang keluar setelahnya. Sementara status mudhghah lebih dari status ‘alaqah, sebab mudhghah menyebabkan berakhirnya masa iddah.”
Imam An-Nawawi (wafat: 676) berkata,
وَسَوَاءٌ فِي حُكْمِ النِّفَاسِ، كَانَ الْوَلَدُ كَامِلَ الْخِلْقَةِ أَوْ نَاقِصَهَا أَوْ مَيْتًا وَأَلْقَتْ مُضْغَةً أَوْ عَلَقَةً. وَقَالَ الْقَوَابِلُ: إِنَّهُ مُبْتَدَأُ خَلْقِ آدَمِيٍّ، فَالدَّمُ الْمَوْجُودُ بَعْدَهُ نِفَاسٌ «روضة الطالبين وعمدة المفتين» (1/ 174)
Anak yang terlahir baik telah terjadi pembentukan sempurna atau belum, atau meninggal, atau baru berupa mudghah atau ‘alaqah, darahnya semuanya darah nifas. Dan bidan berkata, itu adalah awal permulaan manusia, maka darah yang keluar setelahnya adalah darah nifas.
Kesimpulan:
Darah yang keluar karena keguguran pada fase nuthfah, 40 hari pertama (0 – minggu ke 5) kehamilan adalah darah istihadhah. Karenanya perempuan tetap harus shalat dan puasa.
Darah yang keluar karena keguguran dimana janin sudah berbentuk manusia adalah darah nifas. Karenanya perempuan tidak boleh shalat, puasa, dll hingga mereka suci.
Darah yang keluar karena keguguran setelah 40 hari pertama dan belum berbentuk manusia sempurna. Terdapat dua pendapat, sebagian ulama meyakini itu adalah darah istihadhah, dan sebagian ulama lainnya meyakini itu tetap darah nifas. Masing-masing pendapat mempunyai konsekuensinya sendiri.
Referensi tambahan: islamweb, rumahfifqih, rumaysho, an-nur.
Gabung dalam percakapan