Tangan Mayat Sedekap atau Lurus?
Salah satu permasalahan dalam mengurus mayat adalah posisi tangan mayat. Apakah disedakapkan di atas dada atau dibiarkan lurus.
Dalam pandangan mazhab Syafi’i, kedua-duanya dibolehkan. Imam Khatib al-Syirbini menjelaskan,
«وَهَلْ تُجْعَلُ يَدَاهُ عَلَى صَدْرِهِ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى أَوْ يُرْسَلَانِ فِي جَنْبِهِ؟ لَا نَقْلَ فِي ذَلِكَ، فَكُلٌّ مِنْ ذَلِكَ حَسَنٌ مُحَصِّلٌ لِلْغَرَضِ» مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج (2/ 18)
“Apakah kedua tangan mayat diletakkan di atas dadanya -tangan kanan di atas tangan kirinya- atau dilepaskan keduanya di sisi tubuhnya? Tidak ada dalil khusus dalam masalah ini. Dua-duanya bagus, sudah sesuai tujuan”
Imam Ar-Romli menyebutkan,
«وَيُجْعَلُ يَدَاهُ عَلَى صَدْرِهِ يُمْنَاهُ عَلَى يُسْرَاهُ أَوْ يُرْسَلَانِ فِي جَنْبِهِ، أَيَّمَا فَعَلَ مِنْهُمَا فَحَسَنٌ» نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج (2/ 464)
Kedua tangan jenazah bisa disedekapkan dan diletakkan di dadanya, atau diletakkan di samping badannya. Bagian manapun yang dilakukan, itu baik
Posisi tangan bersedekap maupun diluruskan, tidak ditemukan dalil dalam kedua masalah tersebut.
«ثم يوضع الميت فوقها برفق مستلقياً على ظهره؛ وتجعل يداه على صدره، ويمناه على يسراه أو يرسلان في جنبيه» الفقه على المذاهب الأربعة (1/ 467)
“Kemudian jenazah diletakkan di atas kain kafan dan kedua tangannya diletakkan di atas dadanya, tangan kanan di atas tangan kiri, atau kedua tangan tersebut dibiarkan menjulur di kedua sisi lambungnya.”
Di dalam kita Al-Masu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah disebutkan,
«نَصَّ الْحَنَفِيَّةُ عَلَى أَنَّهُ إِذَا مَاتَ الْمُسْلِمُ تُوضَعُ يَدُهُ الْيُمْنَى فِي الْجَانِبِ الأَيْمَنِ وَالْيُسْرَى فِي الْجَانِبِ الأَيْسَرِ، وَلَا يَجُوزُ وَضْعُ الْيَدَيْنِ عَلَى صَدْرِ الْمَيِّتِ؛ لأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: اجْعَلُوا أَمْوَاتَكُمْ بِخِلَافِ الْكَافِرِينَ، فَإِنَّهُمْ يَضَعُونَ يَدَ الْمَيِّتِ عَلَى صَدْرِهِ، وَأَجَازَ الشَّافِعِيَّةُ جَعْل يَدَيِ الْمَيِّتِ عَلَى صَدْرِهِ؛ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى، أَوْ إِرْسَالَهُمَا فِي جَنْبَيِ الْمَيِّتِ» الموسوعة الفقهية الكويتية (43/ 314)
Dalam Mazhab Hanafi, jika seorang muslim meninggal, maka tangan kanannya diletakkan di samping kanan, tangan kiri diletakkan di samping kiri. Tidak boleh meletakkannya di atas dada. Karena Nabi ﷺ bersabda, “Perlakukanlah mayat kalian berbeda dengan orang kafir, karena mereka meletakkan tangan kanan mayat di atas dada. Mazhab Syafi’i membolehkan meletakkan kedua tangan mayat di dada, kanan di atas yang kiri, atau membiarkannya lurus di samping.”
Sebagai catatan, pengarang Al-Masu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah mengatakan belum menemukan sanad hadits yang Mazhab Hanafi.
Pendapat tentang meletakkan tangan mayat ada tiga:
- Diletakkan di atas dada, posisi sedekap, yang berpendapat Di antaranya adalah Imam Jamaluddin Ibnu Abdil Hadi – ulama Hambali – (wafat th. 909 H). Beliau sebutkan itu di kitab beliau Mughni Dzawil Afham (hal.142).
- Tidak ada dalil, sehingga dikembalikan kepada kondisi normal manusia ketika posisi tidur, yaitu diletakkan di samping badannya. Lihat binothaimeen, juga di islamqa
- Bebas, disedekapkan boleh, diletakkan di samping juga boleh. Lihat fatawa
Oleh karena itu, posisi tangan mayat bisa disedekapkan atau dibiarkan lurus di samping.
Pembahasan ini bisa juga di baca di konsultasi syariah
Gabung dalam percakapan