Sunah Saat Hujan
Di antara nikmat Allah ta’ala, yang seluruh ciptaan-Nya membutuhkannya yaitu air. {وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ} [الأنبياء: 30]
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.”
Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala adalah Allah menurunkan hujan yang menghujani bumi dan manusia. Terkadang Allah menyebutkan hujan sebagai air untuk bersuci.
{ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا} [الفرقان: 48]
“Dan Kami turunkan dari langit air untuk bersuci.”
Kemudian terkadang Allah sebutkan hujan sebagai rezeki.
{وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ } [الجاثية: 5]
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
Hujan adalah kebaikan, barokah, rahmat dari Allah ta’ala.
{وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ} [الشورى: 28]
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.
Hujan adalah anugrah untuk kita dan makhluk-makhluk-Nya. Sebagai bentuk rasa syukur, maka kita harus mengungkapkannya sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ. Ada beberapa sunah yang bisa kita lakukan.
Pertama: Ingat azab dan berlindung kepada Allah
”Nabi ﷺ apabila melihat mendung di langit, berubahlah raut wajah beliau, beliau keluar masuk, ke depan dan ke belakang. Apabila hujan turun, beliau ﷺ mulai menenangkan hatinya. ’Aisyah mengetahui itu dari wajahnya. Lalu ia bertanya tentang itu, beliau menjawab:
لعله، يا عائشة كما قال قوم عاد: {فلما رأوه عارضا مستقبل أوديتهم قالوا هذا عارض ممطرنا} - صحيح مسلم (899)
Wahai Aisyah, bisa jadi itu seperti yang dikatakan oleh Kaum Aad, ”Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (QS. Al Ahqaf : 24)
Kedua: Bersyukur dan membaca zikir yang warid dalam hadits Nabi.
Di antaranya: Nabi ﷺ ketika turun hujan mengatakan “رحمة” atau berdoa, “اللهم صيبا نافعا”, “Ya Alloh, semoga hujan ini bermanfaat”
Atau mengucapkan, “مُطِرْنَا بِرَحْمَةِ الله وَبِرِزْقِ الله وَبِفَضْلِ الله” meyakini bahwa hujan in datang dengan rahmat, rizki dan karunia Allah tabaroka wa ta’ala.
Ketiga: berdoa secara umum dan mamanjatkan hajat yang diinginkan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
«لَا يُرَدُّ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ، وَتَحْتَ الْمَطَرِ» معرفة السنن والآثار (7238)
Waktu mustajab, yaitu ketika azan, perang dan ketika turun hujan.
Keempat: Mengambil berkah hujan. Ketika hujan turun kita dianjurkan untuk mengambil berkah hujan dengan membasahi tubuh kita dengan air hujan karena hujan adalah rahmat
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “hujan turun membasahi kami dan Rasulullah ﷺ, maka Rasululullah ﷺ membuka bajunya, sehingga hujan mengguyur beliau, maka kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah untuk apa Engkau berbuat seperti ini?’ Beliau menjawab,
«لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى» صحيح مسلم (898)
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah ta’āla ciptakan.”
Kelima: Ketika hujan turun dengan sangat deras sehingga menimbulkan kekhawatiran terjadinya musibah, maka kita berdoa
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا, اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Artinya : “Ya Allah turunkan hujan di sekitar kami dan bukan membuat bahaya kepada kami. Ya Allah turunkan hujan di daerah dataran tinggi, gunung, bukit, perut lembah dan tempat pohon tumbuh” (HR. Bukhari dan Muslim).
Disebutkan dalam shahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi ﷺ berdoa,
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ - صحيح مسلم (899)
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang terkandung padanya serta kebaikan apa yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang ada padanya dan kejelekan apa yang dibawanya.”
Keenam: Berdoa ketika melihat petir dan mendengar guntur.
سبحان الذي يسبح الرعد بحمده والملائكة من خيفته – رواه مالك (1801) والبخاري في الأدب (723)
اللهم لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك – رواه أحمد (2/100) والبخاري في الأدب (721) والترمذي (350)
"Maha Suci Dzat, petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."
"Ya Allah jangan bunuh kami dengan murka-Mu dan jangan hancurkan kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu."
Ketujuh: Boleh menjamak shalat disebabkan hujan, jamaah shalat dilaksanakan di waktu pertama. Disebutkan dalam matan Abi Syuja’:
ويجوز للحاضر في المطر أن يجمع بينهما في وقت الأولى منهما
Boleh juga bagi orang yang mukim (tidak bersafar) apabila terjadi hujan untuk menjama’ dua shalat, dikerjakan di waktu shalat yang pertama.
Gabung dalam percakapan