Mengangkat Tangan Ketika Takbir Shalat Ied dan Jenazah
Mengangkat tangan pada takbir pertama
Tidak ada perbedaan tentang sunnahnya mengangkat tangan pada takbir pada takbir pertama shalat ied dan shalat jenazah. Yang menjadi perdebatan adalah setelah takbir pertama.
Shalat ied
Jumhur ulama dari kalangan Hanafiyah, Syafiiyah, Hanabilah, berpendapat tentang sunnahnya mengangkat tangan pada takbir tambahan (التكبيرات الزوائد) shalat ied, karena ini mirip dengan takbiratul ihram.
Adapun Malikiyah berpendapat tidak mengangkat tangan pada takbir ini, karena mirip seperti takbir ketika sujud.
Shalat jenazah
Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa sunnah mengangkat tangan ketika takbir shalat jenazah. Karena itu dikerjakan ketika tegak berdiri, tidak berhubungan dengan takbir sujud, maka disunahkan mengangkat tangan seperti takbiratul ihram. Diperkuat juga dengan atsar dari Ibnu Umar dalam Sunan Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih.
Adapun Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat tidak mengangkat tangan ketika takbir shalat jenazah kecuali takbir yang pertama.
Pendapat mengangkat tangan shalat ied.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,
مَذْهَبُنَا اسْتِحْبَابُ الرَّفْعِ فِيهِنَّ وَاسْتِحْبَابُ الذِّكْرِ بَيْنَهُنَّ وَبِهِ قَالَ عَطَاءٌ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَمُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَدَاوُد وَابْنُ الْمُنْذِرِ وَقَالَ مَالِكٌ وَالثَّوْرِيُّ وَابْنُ أَبِي لَيْلَى وَأَبُو يوسف لا يرفع اليد إلا في تَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ - المجموع شرح المهذب (5/ 21)
“Mazhab kami adalah disunahkan mengangkat tangan ketika takbir dan zikir antara takbir tersebut. Itu juga dikatakan oleh Atho’, Al-Auza’I, Muhammad, Ahmad, Daud dan Ibnul Munzir. Adapun Malik, At-Tsaury, Abi Laila, dan Abu Yusuf berpendapat tidak mengangkat tangan kecuali ketika takbiratul ihram.”
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ فِي حَالِ تَكْبِيرِهِ حَسَبَ رَفْعِهِمَا مَعَ تَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ - المغني لابن قدامة (2/ 283)
“Disunahkan untuk mengangkat tangan ketika takbir seperti mengangkat ketika takbiratul ihram.”
Di antara dalil yang digunakan seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah (2/283),
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ: " رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ التَّكْبِيرِ" - مسند أحمد (18848)
Dari Wa’il bin Hujr Al-Hadhrami, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya ketika takbir.”
Umar dan Ibnu Umar radhiyallohu ‘anhuma mengangkat tangan di setiap takbir
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ مَعَ تَحَرِّيهِ لِلِاتِّبَاعِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ كُلِّ تَكْبِيرَةٍ. - زاد المعاد في هدي خير العباد (1/ 427)
“Ibnu Umar yang sangat memelihara iitiba’ (mencontoh nabi), pun mengangkat kedua tangan di setiap takbir.”
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ كُلِّ تَكْبِيرَةِ فِي الْجِنَازَةِ وَالْعِيدَيْنِ". وَهَذَا مُنْقَطِعٌ - السنن الكبرى للبيهقي (3/ 412)
“Bahwa Umar bin Khattab radhiyallohu ‘anhu mengangkat tangan di setiap takbir shalat jenazah dan shalat ied.” Tapi hadis ini munqothi’ (terputus).
Secara istiqro, Imam Syafi’i rahimahullah menyebutkan,
«رَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَدَيْهِ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ وَحِين أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ، وَحِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَلَمْ يَرْفَعْ فِي السُّجُودِ» فَلَمَّا رَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي كُلِّ ذِكْرِ تَكْبِيرَةٍ، وَقَوْلَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، وَكَانَ حِينَ يَذْكُرُ اللَّهَ جَلَّ وَعَزَّ رَافِعًا يَدَيْهِ قَائِمًا أَوْ رَافِعًا إلَى قِيَامٍ مِنْ غَيْرِ سُجُودٍ فَلَمْ يَجُزْ إلَّا أَنْ يُقَالَ يَرْفَعُ الْمُكَبِّرُ فِي الْعِيدَيْنِ يَدَيْهِ عِنْدَ كُلِّ تَكْبِيرَةٍ كَانَ قَائِمًا فِيهَا تَكْبِيرَةُ الِافْتِتَاحِ، وَالسَّبْعُ بَعْدَهَا، وَالْخَمْسُ فِي الثَّانِيَةِ - الأم للشافعي (1/ 271)
“Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangan ketika memulai shalat, ketika ruku, ketika bangun dari ruku, dan tidak mengangkat tangan ketika sujud.” Ketika Rasulullah ﷺ mengangkat tangan di setiap takbir dan sami’ allohu liman hamidah, maka (disimpulkan) ketika Beliau menyebut Allah azza wa jalla, mengangkat tangan saat berdiri, bangkit untuk berdiri tanpa sujud. Maka tidak boleh kecuali dikatakan bahwa seorang bertkakbir dalam shalat ied di setiap takbir saat berdiri, takbiratul ihram, 7 takbir setelahnya, 5 takbir di rakaat kedua.
Adapun yang berpendapat tidak mengangkat tangan mengatakan bahwa dalam maslah ini tidak ada dalil yang kuat. Disebutkan dalam “Ad-Dinul Khoolish”
(وقال) أبو يوسف والثوري: لا يرفع يديه إلا في تكبيرة الإحرام. روى عن مالك، لأنه لم يثبت عندهم ما يدل عليه. - الدين الخالص أو إرشاد الخلق إلى دين الحق (4/ 337)
“Abu Yusuf dan At-Tsauri berkata, “Tidak mengangkat tangan kecuali pada takbitarul ihram. Malik meriwayatkan, bahwa ada dalil yang menguatkan pendapat mereka.”
Pendapat mengangkat tangan shalat jenazah
Disebutkan dalam al-masu’ah al-fiqhiyyah al-kuwaitiyyah di bagian sifat shalat jenazah,
وَلَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي غَيْرِ التَّكْبِيرَةِ الأُولَى عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ فِي ظَاهِرِ الرِّوَايَةِ، وَكَثِيرٌ مِنْ مَشَايِخِ بَلْخَ اخْتَارُوا الرَّفْعَ فِي كُل تَكْبِيرَةٍ. وَبِهِ قَال مَالِكٌ، فَقَدْ رُوِيَ عَنْهُ لَا تُرْفَعُ الأَيْدِي فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْجِنَازَةِ إِلَاّ فِي أَوَّل تَكْبِيرَةٍ - «الموسوعة الفقهية الكويتية» (١٦/ ٢٩)
“Tidak mengangkat kedua tangan kecuali takbir pertama, ini adalah pendapat Hanafiyah dalam riwayat yang kuta. Kebanyakan dari Masyayikh Balkh memilih mengangkat tangan di setiap takbir. Itu juga dikatakan oleh Malik, diriwayatkan pula dari beliau, bahwa tidak mengangkat tangan dalam sholat jenazah kecuali pada takbir pertama.”
وَقَال الشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ: يُسَنُّ أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ فِي كُل تَكْبِيرَةٍ. - «الموسوعة الفقهية الكويتية» (١٦/ ٢٩)
“Syafi’iyyah dan Hanabilah berpendapat bahwa disunahkan mengangkat kedua tangan di setiap takbir”
Gabung dalam percakapan