Karakteristik dan Keunggulan Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah salah satu dari lima bahasa resmi yang diakui PBB. Bahasa Arab adalah bahasa resmi untuk 18 negara Arab di wilayah Asia dan Afrika. Bahasa Arab dikuasai sekitar 200 juta penduduk muslim di dunia, dipelajari oleh berbagai kalangan di berbagai negara, baik itu karena faktor agama, urusan bisnis, atau untuk pengetahuan. Kitab-kitab para ulama dari dulu dan sekarang ditulis dengan bahasa Arab, yang berisi berbagai macam ilmu pengetahuan, di bidang agama, politik, sosial, kedokteran, dan lain-lainnya.
Bahasa Arab memiliki kekhasan dan karakteristik yang berbeda dari berbagai bahasa yang ada. Bahasa Arab itu kuat, kaya dan fleksibel. Bahasa Arab mempunyai nilai yang sangat berharga, ia membawa ide dan pemikiran, mentransfer konsep dan berbagai ilmu pengetahuan kepada seluruh muslim di penjuru dunia. Sehingga bahasa Arab menjadi ikatan pemersatu di antara mereka.
Sehingga menjadi sebuah keharusan bagi setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab secara utuh dan lengkap, sebagai jalan untuk menggali perbendaharaan yang yang tersimpan dalam khazanah Islam dan bahasa Arab dan untuk menjaga keutuhan bahasa Arab itu sendiri.
Dr. Abdul Wahhab Azzam memberikan sifat tentang bahasa Arab, “Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap, dicintai dan unik, lafaz-lafaznya menggambarkan alam, kata-katanya menggambarkan perasaan jiwa, makna yang ada di dalamnya tampak jelas pada lafaznya, seakan-akan kata-kata bahasa Arab adalah perjalanan hati dan detak jantung dan nada indah dalam kehidupan.”
Bahasa Arab memiliki karakteristik yang dalam bahasa Arab disebut khaso’is (خصائص). Pembahasan karakteristik bahasa Arab terbagi dalam beberapa pembahasan.
Daftar isi. [show/hide]
1. Suara (الأصوات)
Bahasa Arab memiliki kekuatan dan kesempurnaan dalam bidang suara. Bahasa Arab diucapkan sesuai dengan huruf dan makhorijnya, tidak ada perubahan sepanjang zaman dibandingkan dengan bahasa samiyah yang lainnya, seperti bahasa Ibrani, Aram, dan Habsyi. Sura dan makhorij huruf tetap terjaga walaupun ada perubahan bentuk dalam segi sharaf. Huruf-huruf dalam bahasa Arab mempunyai tempat keluarnya (مخارج) masing-masing dan memiliki sifat-sifat yang membuat kalimat dalam bahasa Arab menjadi indah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah makhraj huruf hijaiyyah. Mayoritas ulama mengikuti pendapat al-Khalil bin Ahmad, pendapat ini juga diikuti oleh Imam Ibnu al-jazary. Mereka berpendapat bahwa makhraj huruf hijaiyyah yang khusus ada 17 tempat, sedangkan yang umum ada 5 tempat, yaitu: al-jauf (lubang mulut), al-halqu (kerongkongan), al-lisaan (lidah), asy-syafatain (bibir), al-khaisyum (pangkal hidung). Setiap huruf diucapkan dan keluar dari tempatnya masing-masing.
Ahli qiraat berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah sifat-sifat huruf hijaiyah. Sebagian menetapkan sebanyak 19 sifat, dan sebagian lagi menetapkan 18 sifat, 17 sifat, 16 sifat 14 sifat, dan bahkan ada yang menetapkan 44 sifat. Dari sifat-sifat huruf yang ada, maka tiap-tiap huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an paling sedikit mempunyai 5 sampai 7 sifat. Di antara sifat-sifat huruf tersebut ada yang berlawanan dan ada yang tidak berlawanan. Sifat-sifat yang berlawanan yaitu, Jelas (جَهْرٌ), samar (هَمْسُ), kuat (شِدَّةٌ), lunak (رَخَاوَةٌ), terangkat (اِسْتِعْلاَءٌ), turun (اِسْتِفَالٌ), tertutup (اِطْبَاقٌ), terbuka (اِنْفِتَاحٌ), diam (اِصْمَاتٌ), lancar (اِذْلاَقٌ). Sifat-sifat huruf yang tidak berlawanan yaitu antara syiddah dan rawakhah (تَوَسُّطٌ), lunak (لَيِّنٌ), condong (اِنْحِرَافٌ), berulang (تَكْرِيْرٌ), siul (صَفِيْرٌ), menyebar (تَفَشِّيْ), goncang (قَلْقَلَةٌ), memanjang (اِسْتِطَالَةٌ), dengung (غُنَّةٌ)
Oleh karena itu, satu huruf dengan huruf yang lainnya akan berbeda jelas, karena memiliki makhraj dan sifat. Sehingga tidak sama antara (ح) dan (هـ), antara (ث) (س) dan (ص). Dalam bahasa Indonesia huruf (h) dilafalkan dalam satu bentuk saja, begitu juga dengan huruf (s) hanya dalam satu bentuk.
2. Kosakata (المفردات)
Kamus bahasa Arab memiliki lebih dari satu juta kosakata. Jumlah kosakata dalam dalam bahasa Arab tidak terbatas hanya pada materi (مادة) kamus, tetapi lebih dari itu, karena bahasa Arab adalah isytiqoq (لغة الاشتقاق), dari satu bentuk dapat dirubah menjadi beberapa bentuk yang berbeda dan memiliki makna yang berbeda pula.
Bahasa Arab kaya akan sinonim (المترادف) dan antonim (الأضداد). Sinonim adalah fenomena yang luas dalam bahasa Arab. Sebuah kata dalam bahasa Arab bisa memilik beberapa sinonim, seperti kata العسل (madu), sinonimnya sampai 80 kata, di antaranya, الجَلس، الورس، الشَّهد، الشُّهد، المــاذي، لعاب النحل، الرحیق dan lain-lainnya. Kata السيف (pedang) memiliki sekitar puluhan sinonim di antaranya الصارم، الـرداء، الـقضیب، الصفيحة، المفقّر، الصمصامة، الكهام، المشرفي، الحسام، العضب، المذكر، والمهند، الــصقیل،.
Seorang sastrawan Jarha Zaidan berkata, “Setiap bahasa memilki sinonim, tapi untuk bahasa Arab melebihi bahasa-bahasa yang ada di bumi, tahun (السنة) memiliki 24 nama, cahaya (النور) memiliki 21 nama, gelap (الظلام) memiliki 52 nama, matahari (الشمس) memiliki 29 nama, awan (السحاب) memiliki 50 nama, hujan (المطر) memiliki 64, sumur (البئر) memiliki 88 nama, air (الماء) memiliki 170 nama, susu (اللبن) memiliki 13 nama ...” dan banyak contoh lagi yang disebutkan, yang tidak bisa dipaparkan satu persatu dalam tulisan ini.
Antonim (الأضداد) yang dimaksud di sini adalah satu lafaz yang memiliki dua makna yang berbeda. Contohnya, (القروء) bisa bermakna haid dan suci, (الزوج) bisa bermakna suami atau istri, (الناهل) bisa bermakna orang yang haus dan yang tidak.
3. Nahwu (النحو)
Nahwu adalah gramatika bahasa Arab, adalah bagian terpenting dari bahasa Arab. Nahwu yang di dalamnya ada i’rab (الإعراب) adalah perubahan baris akhir setiap kata disebabkan amil-amil yang merubahnya. I’rab atau baris ahir mempunyai peran penting dalam perubahan makna sebuah kalimat. Tanpa hal tersebut, seseorang tidak bisa membedakan pelaku (فاعل) atau objek (مفعول), tidak bisa membedakan mana (حال), (تمييز) atau (صفة).
Ibnu Faris berpendapat bahwa I’rab adalah penentu perbedaan setiap makna yang diinginkan. Seperti contoh (ما أحسن زيد) tanpa ada baris dan harakat, sehingga belum jelas maknanya. Tapi apabila dibariskan, maka jelas makna yang diinginkan, (ما أحسَنَ زیدا) = alangkah baiknya Zaid, (ما أحسَنُ زیدٍ) = Apa yang terbaik dari Zaid, (ما أحسَنَ زیدٌ) = Zaid tidak berbuat baik.
Salah satu pembahasan penting dalam bahasa Arab adalah Isnad (الإسناد). Isnad adalah awal pembentukan kalimat dalam bahasa Arab. Isnad terbentuk dalam الجملة الاسمية (kalimat yang didahului oleh kata benda) dan الجملة الفعلية (kalimat yang didahului oleh kata kerja). Isnad dalam jumlah ismiyah disusun tanpa ada kata penghubung, seperti lazimnya dalam bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Contohnya, (محمود طالب) sedangkan dalam bahasa Inggris, Mahmud is a student, dalam bahasa Indonesia, Mahmud adalah seorang siswa.
4. Shorof (الصرف)
Perubahan bentuk kata, dari satu bentuk ke bentuk-bentuk yang lainnya, sehingga menghasilkan beragam dan bermacam-macam kata dengan makna yang berbeda-beda. Hal ini disebut juga dalam shorof dengan isytiqoq (الاشتقاق). Contohnya, kata (كتب), dari kata ini bisa dibentuk beberapa kata yang lainnya seperti, (كاتب) = penulis, (مكتوب) = sesuatu yang ditulis, (مكتبة) = perpustakaan, (مكتب) = meja tempat menulis. Kata (عرف) bisa dirubah ke beberapa bentuk lainnya yaitu, (عَــرَف), (عـرّف), (تعرّف), (تعارف), (عُرف), (عُـــــرفٌ), (إعراف), (عـرّاف), (تعریف), (عـرفان), (معرفة).
Dengan adanya (الاشتقاق) ini, kata-kata dalam bahasa Arab berasal dari satu asal kata atau kata kerja. Hal ini yang membuat bahasa Arab bertahan sepanjang zaman dan fleksibel, bisa dipergunakan di setiap zaman, tanpa harus mencari kata baru untuk mendefinisikan sebuah nama baru yang muncul. Bahasa Arab dengan luas bisa menyusun makna dari satu kata yang diinginkan. Salah satu contoh, ketika bahasa Arab menerjemahkan Mesin ATM dengan (الصّراف), kata ini dalam bahasa Arab berasal dari (صرف).
Bahasa Arab mempunyai wazan khusus, yaitu bentuk atau timbangan yang menjadi standar pembentukan kata benda atau kata kerja. Dan wazan tersebut akan menunjukkan makna tertentu. Seperti wazan (فعّال) menunjukkan makna lebih banyak dari pelaku, tasydid pada wazan tersebut menunjukkan kerasnya perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh kata (طبّاخ) adalah juru masak memiliki makna lebih dan keras dibandingkan dengan (طابِخ) yang bermakna orang yang memasak.
5. Ketepatan Ungkapan (دقة التعبير)
Salah satu keindahan bahasa Arab adalah ketepatan ungkapan. Suatu kata mengandung makna tertentu sesuai dengan keadaan dan memberikan rasa dan pengaruh pada jiwa. Contohnya, ungkapan “keinginan” dalam berbagai keadaan. Di antaranya, (فلان جـائع إلی الخبز) = seseorang menginginkan roti, (قرِم إلی اللحم) = seseorang menginginkan daging, (عـطشان إلی المـاء) = seseorang menginginkan air, (عیمـان إلی اللبن) = seseorang menginginkan susu, (قَرِد إلی التمر) = seseorang menginginkan kurma, (جعـم إلی الفاكهة) = seseorang menginginkan buah-buahan, (شبق إلی النكاح) = seseorang ingin menikah.
6. Ta’rib (التعريب)
Ta’rib adalah proses perubahan kosakata asing yang dijadikan kosakata Arab sesuai dengan wazan dan bentuk lazimnya dalam bahasa Arab itu sendiri. Kosakata-kosakata ini diambil dari peradaban Yunani, Persia, India, atau Romawi. Sebagai contoh, kata (الاستبرق), (التنور) berasal dari Persia, (جاموس), (فلفل) dari bahasa Sangsekerta.
Kesimpulan.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang akarnya menancap kuat, berdiri kokoh, menjulang tinggi dalam peradaban Islam. Bahasa yang mempunyai cakupan luas, mampu bangkit dan bergerak bersama peradaban di sepanjang zaman. Itu semua karena kelebihan yang dimiliki bahasa Arab dalam berbagai hal yang disebutkan di atas, dan aspek-aspek lain yang disebutkan oleh pakar-pakar bahasa tulisan mereka.
Yang terpenting dari semua itu adalah bahasa Arab terjaga karena ia adalah bahasa Al-Quran. Al-Quran dijaga oleh Allah ta’ala.
﴿ إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ﴾
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” QS. Al-Hijr: 9.
download artikel ini
Referensi:
1. المعجم الوسيط، مجمع اللغة العربية بالقاهرة ، دار الدعوة
2. الموسوعة العربية العالمية، مؤسسة أعمال الموسوعة للنشر والتوزيع، ط2، الرياض
3. غاية المريد في علم التجويد، عطية قابل نصر، القاهرة
4. الصاحبي في فقه اللغة العربية ومسائلها وسنن العرب في كلامها، أحمد بن فارس، المتوفى: 395هـ
5. فقه اللغة وسر العربية، عبد الملك بن محمد بن إسماعيل أبو منصور الثعالبي
2. الموسوعة العربية العالمية، مؤسسة أعمال الموسوعة للنشر والتوزيع، ط2، الرياض
3. غاية المريد في علم التجويد، عطية قابل نصر، القاهرة
4. الصاحبي في فقه اللغة العربية ومسائلها وسنن العرب في كلامها، أحمد بن فارس، المتوفى: 395هـ
5. فقه اللغة وسر العربية، عبد الملك بن محمد بن إسماعيل أبو منصور الثعالبي
Gabung dalam percakapan