Bersua Kembali Dengan Ramadhaan

Waktu silih berganti, siang berganti malam, Alloh ta'ala mendatangkan hari-hari dalam kehidupan kita, kemudian berlalu dan menjauh dan tak akan kembali lagi. Tapi itu semua itu, akan hadir kembali kelak menjadi saksi dan kita semua akan dimintakan pertanggungjawaban atas waktu yang telah kita lalui.

Dalam sunan At-Timidzi disebutkan, Rasululloh bersabda,

لَا تَزُولُ قَدِمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: عَنْ عُمُرُهِ فِيمَا أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ عَلِمهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ

“Tidak akan bergerak kaki seorang hamba dari tempatnya di hari kiamat, sampai ia ditanya tentang 4 pertanyaan: tentang umurnya, dimana ia habiskan? Tentang waktu mudanya, dimana ia mempergunakannya? Tentang hartanyak, dari mana ia memperolehnya dan kemana ia pergunakan? Tentang ilmunya, apa yang telah ia perbuat dengan ilmunya tersebut”

Kita telah melalui ramadhan sebelumnya, saat ini kita akan bersua kembali dengan Ramadhan 1441 H -insya Alloh-, keberadaan kita di antara kedua ibadah ini adalah sebuah rahmat bagi kaum muslim, rahmat bagi kita semua, ada ampunan, magfirah Alloh ta’ala. Dalam shahih Muslim, Rasululloh saw bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Di antara shalat lima waktu, Jumat ke Jumat berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan selanjutnya, adalah sebagai penghapus dosa yang dilakukan di antaranya, jika dosa besar ditnggalkan.”
Jumhur ulama mengatakan bahwa, “melaksanakan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan dosa besar akan menghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara ibadah tersebut.”

Alloh ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa: 31,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar, di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”
Dalam hal ini para ulama mengatakan, (لا صغيرة مع الإصرار) tidak ada dosa kecil jika berkeinginan kuat melakukannya, (لا كبيرة مع الاستغفار) tidak ada dosa besar jika disertai istigfar. Artinya, jika dosa kecil dilakukan terus menerus dan tetap berkeinginan untuk malakukannya, maka itu menjadi dosa besar, sedangkan dosa besar, jika disertai dengan penyesalan dan istigfar, maka Alloh akan menerimanya dan mengampuninya.

Para salafus sholih berkata,

لا تنظر إلى صغر الخطيئة ولكن انظر إلى عظمة من عصيت

“Jangan Engkau melihat kecilnya dosa, tetapi lihatlah pada agungnya siapa yang engkau maksiati (yaitu Allah Ta’ala)”

Ramadhan adalah salah satu musim ketaatan, kesempatan untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik, menjadi pribadi yang bertakwa, karena Ramdhan adalah menjadi tolak ukur dan barometer kesolehan seseorang dalam satu tahun, Imam Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma’ad menyebutkan:

وَلِهَذَا مَنْ صَحَّ لَهُ يَوْمُ جُمُعَتِهِ وَسَلِمَ سَلِمَتْ لَهُ سَائِرُ جُمْعَتِهِ، وَمَنْ صَحَّ لَهُ رَمَضَانُ وَسَلِمَ سَلِمَتْ لَهُ سَائِرُ سَنَتِهِ، وَمَنْ صَحَّتْ لَهُ حَجَّتُهُ وَسَلِمَتْ لَهُ، صَحَّ لَهُ سَائِرُ عُمْرِهِ، فَيَوْمُ الْجُمُعَةِ مِيزَانُ الْأُسْبُوعِ، وَرَمَضَانُ مِيزَانُ الْعَامِ، وَالْحَجُّ مِيزَانُ الْعُمْرِ

“Oleh karena itu, barang siapa yang sukses dan selamat dalam menjalani hari Jumat maka akan sukses pula seluruh hari dalam satu pekannya. Barang siapa yang sukses dan selamat menjalani Ramadhan, sukses pula sepanjang tahunnya. Barang siapa yang sukses dan selamat dalam menunaikan haji, sukses pula seluruh usia. Hari Jumat merupakan timbangan satu pekan, Ramadhan adalah timbangan satu tahun, dan haji adalah timbangan sepanjang usia.”

Oleh karena karena itu, kita menyambut Ramdhan dengan penuh iman dan Islam, sebagaimana doa kita ketika melihat hilal Ramadhan.

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَالْإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيقِ، لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allohu Akbar, Alloh Maha Besar, Ya Allah jadikanlah dia bagi kami bulan keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, bulan petunjuk, terhapada apa yang Engkau cintai dan ridho wahai Rabb kami, Rabb-ku dan Rabbmu adalah Allah.

Rasululloh saw juga menyemangati sahabat-sahabat beliau dengan datangnya Ramadhan. Rasululloh  bersabda,

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ؛ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”


guru ngaji & bahasa arab