Hukum Haid Yang Terputus-putus

Hukum Haid Yang Terputus-putus dan Tidak Beraturan

Jika seorang perempuan keluar darah haidnya sehari semalam, kemudian berikutnya tidak keluar sehari semalam, kurang maupun lebih dari itu. Hari-hari keluar darah disebut sebagai haid, dan hari tidak keluarnya darah disebut sebagai naqo’ (النقاء) yang artinya bersih.

Dalam masalah ini dilihat dari dua keadaan:
  1. Jika darah haid terputus-putus kurang dari 15 hari
  2. Jika darah hadi terputus-putus lebih dari 15 hari

Keadaan pertama:

Jika darah haid terputus-putus kurang dari 15 hari, ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.
  • Imam Malik dan imam Ahmad berpendapat bahwa perempuan yang mengalami keadaan pertama ini harus mandi setiap melihat naqo’ dan saat itu menjadi suci. Pendapat ini disebut sebagai mazhab at-talfiq (مذهب التلفيق) atau mazhab al-laqth (مذهب اللقط)
  • Imam Abu Hanifah dan imam Syafi’i berpendapat bahwa hari-hari haid dan naqo’ (bersih) semuanya dihitung sebagai haid. Sehingga seorang perempuan tetap dalam keadaan haid sampai ia menyempurnakan jumlah hari biasanya ia haid atau ia mampu membedakan darah yang keluar. Mazhab ini disebut sebagai mazhab sahb (مذهب السحب) atau mazhab tark al-talfiq (مذهب ترك التلفيق)

Keadaan Kedua:

Adapun jika darah haid terputus-putus lebih dari 15 hari, maka ulama sepakat itu adalah darah istihadah. Penjelasan tentang istihadah baca di link berikut HUKUM ISTIHADHAH


Diterjemahkan dan diringkas dari : https://www.islamweb.net

guru ngaji & bahasa arab