Pengertian Mizan

Apakah itu Mizan?

Mizan dalam keyakinan ahulussunnah waljama’ah adalah timbangan amal dalam makna sebenarnya bukan sebuah metafora, kebaikan dan keburukan hamba akan ditimbang di hari kiamat, Allah ta’ala berfirman, 

﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” QS. al-Anbiyá: 47

Allah ta’ala berfirman,

﴿ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [102] وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ [103]﴾

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. [102] Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.”  QS. al-Mu’minún: 102-103

Timbangan amal adalah bagian dari perkara gaib yang wajib diimani sebagimana diriwayatkan oleh Umar bin Khattab rodhiyallohu ‘anhu bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda, “Iman adalah Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Engkau beriman kepada surga, neraka, neraca amal, Engkau beriman kepada kebangkitan setelah kematian, dan Engkau beriman kepada takdir baik maupun buruk.” 

Timbangan amal mempunyai dua sisi, diletakkan di salah satunya kebaikan dan sisi yang satu lagi keburukan, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash rodhiyallohu ‘anhuma bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah akan membebaskan seorang laki-laki dari umatku di hadapan semua makhluk di hari kiamat, lalu dibentangkan kepadanya 99 lembar (keburukan), setiap lembar sejauh pandangan mata. Kemudian Allah berfirman, “Adakah dari lembaran-lembaran ini yang kamu ingkari? Apakah para malaikat pencatat-Ku yang mengawasi telah menzalimimu?” Ia menjawab, “Tidakb wahai Tuhanku.” Allah berfirman, “Apakah kamu mempunyai alasan?” Orang itu menjawab, “Tidak, wahai Tuhanku.” Kemudaina Allah berfirman, “Tentu, sesungguhnya kamu mempunyai satu kebaikan di sisi kami, tidak ada kezaliman kepadamu hari ini.” Maka dikeluarkanlah satu kartu berisikan asyhadu anlá iláha illalláh wa anna muhammadar rasúlulláh. Allah berfirman, “Datangkanlah timbangannmu!” Ia berkata, “Wahai Tuhanku, apalah artinya kartu ini dengan lembaran-lembaran ini?” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak dizalimi.” Kemudian lembaran-lembaran (keburukan) diletakkan di salah satu sisi timbangan dan kartu di sisi yang lain, maka lembaran-lembaran itu menjadi ringan dan kartu menjadi berat, maka tidak ada sesuatu  yang lebih berat dari nama Allah.” 

Ukuran besar timbangan amal mencapai ukuran yang tidak diketahui akal, sehingga seandai seluruh langit dan bumi diletakkan di salah satu sisi timbangan, maka akan mencukupinya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash rodhiyallohu ‘anhuma bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya nabi Nuh alaihissalam sebelum ajalnya berucap kepada anaknya, “Aku sampaikan kepadamu wasiat, aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dua perkara, aku menyuruhmu untuk (mengucapakan) lá iláha illalláh, sesungguhnya tujuh langit dan tujuh bumi seandainya diletakkan di atas satu sisi timbangan dan lá iláha illalláh di sisi yang lain, maka lá iláha illalláh lebih berat dari seluruhnya, seandainya tujuh langit dan tujuh bumi dalam sebuah lingkaran maka akan dipecahkan oleh lá iláha illalláh; dan subhánalláh wabihamdih, itu adalah shalat segala sesuatu, dengannya pula makhluk diberikan rizki; dan aku melarangmu berbuat sirik dan sombong.” 

Diriwayatkan dari Salman al-Farisi rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi ﷺ bersabda, “Neraca amal diletakkan di hari kiamat, seandainya seluruh langit dan bumi ditimbang diatasnya maka akan mencukupinya… al-hadits.” 

Adapun keakuratan timbangan amal, selain besarnya, ia juga mampu untuk tidak melalaikan timbangan sebesar biji sawi berupa kebaikan atau keburukan, Allah berfirman, 

﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” QS. al-Anbiyá’: 47

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu ‘anha bahwa seorang laki-laki duduk di hadapan Rasulullah ﷺ seraya berkata, “Wahai Rasulullah, saya mempunyai dua orang budak yang mendustaiku, mengkhianatiku, dan mengingkariku, dan aku mencaci mereka dan memukul mereka, bagaimana saya terhadap mereka?” Rasulullah menjawab, “Dihitung seberapa pengkhianatan, pengingkaran, dan kedustaan mereka kepadamu, dan hukuman yang kamu berikan kepada mereka; jika hukuman yang kamu berikan seukuran kesalahan mereka, maka itu cukup dan kamu tidak memiliki beban; adapun jika hukuman itu lebih rendah dari kesalahan mereka, maka itu adalah karunia (pahala) bagimu; dan jika hukuman itu melebihi kesalahan mereka, maka akan diambil pahalamu untuk mereka.” Lalu laki-laki itu menunduk dan mulai menangis sambil bersuara, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidakkah kamu membaca kitabullah, 

﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.”? Laki-laki itu berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan untuk diriku dan untuk mereka kebaikan sedikitpun untuk berpisah dengan mereka, maka saksikanlah bahwa mereka semua merdeka.”  Sungguh sangat indah introspeksi diri sebelum ditimbangnya amal perbuatan.

Oleh karena itu, orang-orang zalim akan kaget dengan kitab-kitab amal mereka ketika diberikan kepada mereka, mereka melihat kitab tersebut tidak meninggalkan secuilpun dari yang mereka telah perbuat, segala sesuatu akan diletakkan di atas neraca, Allah berfirman ta’ala,

﴿ وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴾

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.” QS. Al-Kahfi: 49

Timbangan ini memiliki keistimewaan yaitu mampu membedakan antara tubuh-tubuh dan apa yang ada di dalamnya berupa iman, sampai-sampai seorang yang gemuk diletakkan di atas timbangan tapi tidak memiliki berat sedikitpun karena tidak memiliki iman dalam hatinya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh akan datang seorang yang besar gemuk pada hari kiamat tidak memiliki berat di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, bacalah! ﴾ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا ﴿ “Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” QS. al-Kahfi: 105 

Diterjemahkan dari kitab Kaifa tutsaqqil miizaanak (كيف تثقل ميزانك), pembahasan pertama, Dr. Muhammad bin Ibrahim an-Nuaim

guru ngaji & bahasa arab