Ramadhan Karim

Ramadhan Kareem

Ramadhan bulan mulia penuh dengan karunia Allah ta’ala dan pemberian-Nya yang sangat luas kepada hamba-hamba-Nya.

Ramadhan (رمضان) dalam bahasa Arab memiliki beberapa tafsiran dari para ahli bahasa Arab. Ramadhan (رمضان) berasal dari kata (الرمض) atau (الرمضاء) yaitu panas sekali, arti (الرمض) juga panasnya bebatuan yang terkena cahaya matahari[1]. Dinamakan dengan Ramadhan sesuai dengan zaman penamaan bulan di saat musim panas dulu kala. Makna Ramadhan lainnya adalah panasnya rongga orang yang berpuasa, dalam bahasa disebutkan dalam bahasa Arab (رمض الصائم) yang artinya rongga orang yang berpuasa sangat panas[2].  Ramadhan juga bermakna (يرمض الذوب) maknanya adalah membakar dosa-dosa dengan amal soleh[3].

Dari segi bahasa, adalah bulan yang panas karena menahan makan dan minum, sehingga seorang yang berpuasa harus bersabar dengan lapar dan dahaga.

Tapi dibalik itu, Ramadhan menyimpan karunia Allah yang besar, sehingga pantas disematkan kata “karim” sebagai sifat yang melekat pada bulan Ramadhan. Karim (كريم) kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah mulia, dermawan, suka memberi, cinta kebaikan.

Keutamaan Ramadhan yang sangat banyak sebagai bukti dermawannya Allah kepada orang yang beriman di bulan ini. Sehingga orang yang tidak memperolehnya pasti merugi.

مَن حُرِمَ خيرَها فقَد حُرِمَ

“Barang siapa yang tidak mendapat kebaikannya, maka ia telah terhalangi.” HR. an-Nasa’i [2106], Ahmad [7148]

Di antara keutamaan-keutamaan Ramadhan,

1. Dibukanya pintu surga dan pintu neraka ditutup

Dari Abi Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

«إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ»

“Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaitan-syaitan dibelunggu.” HR. Bukhari [3277], Muslim [1079]

2. Syaitan-syaitan dibelenggu

«إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ»

“Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaitan-syaitan dibelunggu.” HR. Bukhari [3277], Muslim [1079]

3. Bulan diturunkannya Al-Qu’ran

{ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ} [البقرة: 185]

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” QS. Al-Baqaroh, 185

4. Orang yang berpuasa dan salat malam Ramadhan dihapuskan dosanya

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan berharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” HR. Bukhari [38] Muslim [760]

«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

“Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadhan (salat malam) dengan iman dan berharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” HR. Bukhari [37] Muslim [759]

5. Menghapus dosa antara dua Ramadhan

Dari Abi Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»

“Shalat lima waktu, salat Jumat ke Jumat berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus dosa di antara amalan tersebut, jika dosa besar ditinggalkan.” HR. Muslim [233]

6. Lailatul qodar (malam seribu bulan)

{ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْ} [القدر: 3]

“Lailatul qodar lebih baik dari seribu bulan”. QS al-Qodar: 3

«للهِ فيه ليلةٌ خيرٌ من ألفِ شهرٍ ، من حُرِمَ خيرَها فقد حُرِمَ»

“Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan)

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan berharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu, barang siapa salat malam di malam lailatul qodar, maka dihapuskan apa yang berlalu dari dosanya.” HR. Bukhari [2014], Muslim [760]




Referensi:
[1] Lisanul Arab, لسان العرب , 7/160
[2] Al-Qomus al-Muhith, القاموس المحيط , 1/644
[3] Tafsir al-Qurthubi, تفسير القرطبي , 2/290

guru ngaji & bahasa arab