Hukum Membalik Tangan Ketika Berdoa
Di antara adab-adab doa adalah mengangkat kedua tangan dengan khusuk menghadap kiblat. Disebutkan dalam Shahih Muslim (1763):
عن عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ، وَأَصْحَابُهُ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلًا، فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ، ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ، فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ: «اللهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي، اللهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ»، فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ، مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ، حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ، ..... الحديث
“Abdullah bin Abbas dia berkata; telah menceritakan kepadaku Umar bin Khattab dia berkata, "Saat terjadi perang Badr, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat pasukan orang-orang Musyrik berjumlah seribu pasukan, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah tiga ratus Sembilan belas orang. Kemudian Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil menengadahkan tangannya, beliau berdo'a: Ya Allah, tepatilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mua di muka bumi ini).' Demikianlah, beliau senantiasa berdo'a kepada Rabbnya dengan mengangkat tangannya sambil menghadap ke kiblat, sehingga selendang beliau terlepas dari bahunya .....”
Tata cara mengangkat tangan adalah dengan membuka kedua telapak tangan dan merapatkannya, lalu mengangkatnya sampai ke dadanya. Diriwayatkan dalam Sunan Abi Daud (1488):
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ بِبُطُونِ أَكُفِّكُمْ وَلاَ تَسْأَلُوهُ بِظُهُورِهَا ».
Rasululullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian memohon kepada Allah, maka mintalah dengan menengadahkan telapak tangan kalian, jangan kalian meminta dengan bagian belakanya.”
Sebagian Ulama berpendapat, bahwa jika berdoa untuk menolak bala/musibah, maka bagian belakang telapak tangan dihadapkan ke langit. Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (6/190) mengatakan, “Sebagian Ulama Syafi’iyah dan yang lainnya berkata, bahwa sunah dalam setiap doa untuk menolak bala seperti kekeringan dan lainnya adalah mengangkat kedua telapak tangan dan punggung tangannya menghadap ke atas. Adapun doa untuk memohon atau memperoleh sesuatu, maka bagian dalam telapak tangan dihadapkan ke atas.
Dalil yang digunakan oleh pendapat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (895)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَسْقَى ، فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam shalat shalt istisqo, lalu beliau memberi isyarat ke langit dengan punggung kedua telapak tangannya menghadap langit.
Namun Syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitab Tashihud Du’a (hal. 118) menyebutkan bahwa maksud hadits tersebut adalah karena terlalu tinggi mengangkat tangan, sehingga seakan-akan beliau menghadapkan punggung telapak tangan beliau ke langit.
Wallohu ‘alam.
Gabung dalam percakapan