Memperbarui Iman
الإيمان يزيد وينقص" iman bertambah dan berkurang. Kondisi iman tidaklah tetap dalam satu titik, kadang naik, kadang turun, kadang tinggi, kadang melemah. Terkadang seseorang melalui beberapa waktu dimana selama itu hatinya menjadi kasar dan imannya menjadi lemah, dan ketaatan yang ia lakukan tidak memiliki pengaruh efektif terhadap dirinya, keadaan ini terjadi disebabkan kelalaian terhadap aspek spritual, yaitu lemahnya iman.
Iman mengalami dua kondisi ini, iman akan bertambah kuat dengan melakukan ketaatan, ibadah kepada Allah ta'ala. Rasulullah menerangkan, "Sesungguhnya iman dalam hati kalian salah seorang di antara kalian pasti lapuk sebagaimana pakaian menjadi lapuk, maka hendaklah kalian memohon kepa Allah agar Dia memperbarui iman di dalam hati kalian." HR. Al-Hakim dan Ath-Thabrani.
Al-Manawi berkata, "Rasulullah saw mengungkapkan iman secara metaporis (majazi) bahwa iman itu sama dengan sesuatu benda yang tidak akan utuh seperti bentuknya semula, maka apabila sesorang membicarakan "kalimat iman" lalu ia menodainya dengan perbuatan buruk, lalu ia kembali pada imannya semula dan meminta ampun akan kesalahannya, ia telah memperbaharui apa yang ia telah nodai dan mensucikan apa yang telah ia kotori.
Para sahabat Rasulullah sangat besar perhatiannya pada masalah iman, Abi Dzar menceritakan bahwa Umar bin Khattab berkata kepada para sahabatnya, "marilah kita menambah dan meningkatkan iman kita", maka mereka pun segera melakukan dzikir kepada Allah ta'ala. Sedangkan Ibnu Mas'ud banyak berdoa seraya berkata, "Ya Allah, tambahkan iman, keyakinan dan pengetahuan kami."
Abu Bakar bin Al-Arabi berkata, "sesungguhnya seorang hamba pada pertama kalinya beriman secara wajib, kemudian ia harus secara kontinyu memperbarui imannya setiap kali ia berpikir dan merenung, karena memperbarui iman adalah iman."
Diantara yang merusak hati, sebagaimana disebutkan Imam Ibnul Jauzi dalam Madarijus Salikin adalah terlalu bersentuhan dengan manusia, berangan-angan, bergantung kepada selain Allah, kenyang dan kenyang.
Ada beberapa faktor untuk memperbarui dan menjaga iman:
"Iman mengalami dua kondisi ini, iman akan bertambah kuat dengan melakukan ketaatan, ibadah kepada Allah ta'ala. Rasulullah menerangkan, "Sesungguhnya iman dalam hati kalian salah seorang di antara kalian pasti lapuk sebagaimana pakaian menjadi lapuk, maka hendaklah kalian memohon kepa Allah agar Dia memperbarui iman di dalam hati kalian." HR. Al-Hakim dan Ath-Thabrani.
Al-Manawi berkata, "Rasulullah saw mengungkapkan iman secara metaporis (majazi) bahwa iman itu sama dengan sesuatu benda yang tidak akan utuh seperti bentuknya semula, maka apabila sesorang membicarakan "kalimat iman" lalu ia menodainya dengan perbuatan buruk, lalu ia kembali pada imannya semula dan meminta ampun akan kesalahannya, ia telah memperbaharui apa yang ia telah nodai dan mensucikan apa yang telah ia kotori.
Para sahabat Rasulullah sangat besar perhatiannya pada masalah iman, Abi Dzar menceritakan bahwa Umar bin Khattab berkata kepada para sahabatnya, "marilah kita menambah dan meningkatkan iman kita", maka mereka pun segera melakukan dzikir kepada Allah ta'ala. Sedangkan Ibnu Mas'ud banyak berdoa seraya berkata, "Ya Allah, tambahkan iman, keyakinan dan pengetahuan kami."
Abu Bakar bin Al-Arabi berkata, "sesungguhnya seorang hamba pada pertama kalinya beriman secara wajib, kemudian ia harus secara kontinyu memperbarui imannya setiap kali ia berpikir dan merenung, karena memperbarui iman adalah iman."
Diantara yang merusak hati, sebagaimana disebutkan Imam Ibnul Jauzi dalam Madarijus Salikin adalah terlalu bersentuhan dengan manusia, berangan-angan, bergantung kepada selain Allah, kenyang dan kenyang.
Ada beberapa faktor untuk memperbarui dan menjaga iman:
- Istiqomah dalam kebaikan.
- Merenungkan kembali akan karunia Allah dan nikmat-Nya
- Menuntut ilmu agama.
- Mengingat kematian dan takut terhadap akhir yang buruk (su'ul khotimah).
- Bervariasi dalam melaksanakan ibadah-ibadah.
- Berdoa agar imannya bertambah dan diperbarui.
Gabung dalam percakapan