Bocah pengamen

Selepas Isya seorang bocah kecil bersama kakaknya naik angkot, bukan sebagai penumpang tapi bocah tersebut langsung menaruh dan menyodorkan amplop kepada penumpang yang ada dan kakaknya langsung bernyanyi sambil memetik gitar kecil di pangkunya. Mereka adalah pengamen yang berharap uluran recehan yang ada di kantong penumpang. Habis satu lagu, mereka pun turun dan membawa sekedar yang dikasih penumpang.

Ini salah satu pemandangan yang kita jumpai tiap harinya di kota ini, ini bukan pemandangan yang indah di pandangan mata, bukan pula untuk dilestarikan dan dipupuk, dirawat rapi. Sekilas berpikir, anak kecil masih keluar malam dan keluyuran, dimanakah perhatian kedua orang tua mereka? Ataukah mereka tidak memiliki orang tua? Atau jika ada, mereka juga dalam profesi yang sama? Apakah mereka sempat belajar seperti orang kebanyakan?

Adakapg solusi bagi mereka? Bukankah lebih layak mereka belajar bukan di jalalan dalam hidup yang kasar dan tak menentu. Negeri kita negeri yang kaya dengan indah alamnya siapakah yang memiliki dan menikmatinya?

Tidakkah kita berbagi? Di negeri kita bukan tidak orang kaya dan mempunyai harta lebih. Kalo seandainya sebagian hartanya disalurkan kepada mereka yang membutuhkan dan tentu dengan mekanisme yang tepat, tentu tak ada yang menjerit karena lapar.

Islam mempunyai solusi tentang masalah ini yaitu zakat. Sudahkah kita menunaikannya??
guru ngaji & bahasa arab